KATA PENGANTAR
Assalamu
Alaikum Wr Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidyah-Nya kepada kelompok kami untuk dapat
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “DIET PENYAKIT LAMBUNG “.
Kami dari tim penulis atau kelompok
I mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing atas ilmu baru yang kami
dapatkan dari makalah ini yang merupakan salah satu ilmu yang belum pernah kami
dapatkan sebelumnya. Semoga saja dalam penyusunan makalah ini, dapat memberi
manfaat bagi peserta diskusi, dan kami dari tim penulis memohon maaf, apabila
terdapat kesalahan kata ataupun kalimat yang tidak pantas untuk ditampilkan
dalam sebuah diskusi, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan.
Wassalamu
Alaikum Wr Wb
Pasuruan,
24 April 2014
Kelompok
I
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………………….………………….........................……………i
Daftar
Isi………………...………………………………….……….…………............................ii
BAB
I : PENDAHULUAN
A)
Latar Belakang………...……………………………….…….…....……………..................1
B)
Rumusan Masalah……..…………………………….……….…….....................…………1
C)
Tujuan Penulisan..…….……………………………………..………………......................2
BAB
II : PEMBAHASAN
A)
Pengertian Lambung….…………….…………………..…..………..……......................3
B)
Diet Pada Pasien Penyakit Lambung………………………..……..…………............4
BAB
III : PENUTUP
A)
Kesimpulan………………………...………………………….………….............................9
B)
Saran………………………………..……………………….……………...............................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lambung
merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus
halus, sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang
dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, dan
postur tubuh.Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel
yang tumbuh terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.(Patologi, dr. Achmad
Tjarta,2002)
Penyebab
dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun para
penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam
kejadian karsinoma Gaster.
Jika
penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan.
Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai
tindakan paliatif.Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk
mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa
pencernaan.
Saluran cerna
terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Gangguan
pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan
lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan
ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas,
perdarahan atau hematemesis – melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan
tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain
stenosis esofagus, gastritis
akut atau kronik, hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping,
hemoroid, diare dan kostipasi.
Manifestasi
yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare, konstipasi
hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna dibagi dalam 2
kelompok, yaitu penyakit saluran cerna atas dan penyakit saluran cerna bawah.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang :
A.
Pengertian Lambung
B.
Diet pada pasien penyakit Lambung
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini
diantaranya untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi yang
diberikan oleh dosen pembimbing, membagi pengetahuan kepada pembaca tentang diet pada pasien dengan penyakit
lambung,
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lambung
Lambung
merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus
halus, sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang
dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, dan
postur tubuh. Struktur lambung :
1. Fundus ventrikuli
Bagian ini menonjol ke
atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan biasanya berisi gas. Pada
batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak
2. Korpus Ventrikuli
Bagian ini merupakan
bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk
sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke
duodenum.
3. Antrum pylorus
Merupakan bagian
lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter
pylorus. Antrum pylorus merupakan muara distal yang berlanjut ke duodenum.
4. Kurvantura minor
Terletak di sebelah
kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus. Kurvantura
minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu lipatan ganda dari
peritoneum.
5. Oesteum kariakum
Merupakan tempat
esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium
pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk cincin yang
membuka dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat
tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.
Fungsi Lambung :
Lambung
menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan dengan
gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan
dengan dua cara:
a. Mekanis : menyimpan,
mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam usus.
Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik
b. Kimiawi : bolus dalam
lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzim tergantung jenis
makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam garam, renin dan lapisan
lambung
1. Pepsin, memecah putih
telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapat diabsorbsi di
intestinum minor
2. Asam garam (HCl)
mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan yang masuk ke dalam
makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam
3. Renin, sebagai ragi
pembekuan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein
4. Lapisan lambung memecah
lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getah lambung
Bahan makanan
|
Berat (g)
|
Urt
|
Beras
Roti
Maizena
Daging
Telur ayam
Tempe
Sayuran
Buah
Margarine
Gula pasir
Susu
|
90
40
20
100
100
100
250
200
35
65
300
|
3,5 gls bubur
2 iris
4 sdm
2 ptg sdg
2 btr
4 ptg sdg
2,5 gls
2 ptg sdg
papaya
3,5 sdm
6,5 sdm
1,5 gls
|
Bahan Makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak
dianjurkan
|
Sumber
karbohidrat
Sumber
protein hewani
Sumber
protein nabati
Sayuran
Buah-buahan
Lemak
Minuman
Bumbu
|
Beras dibubur
atau ditim; kentang dipure; macaroni direbus; roti dipanggang; biscuit;
krekers; mi, bihun, tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur.
Daging sapi
empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim,
dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur
dalam makanan; susu.
Tahu, tempe
disrebus ditim, ditumis; kacang hijau direbus, dan dihaluskan.
Sayuran yang
tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, bir, labu siam,
labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis.
Papaya,
pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng.
Margarine dan mentega; minyak untuk menumis dan santan encer.
Sirup, teh.
Gula, garam,
vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh.
|
Beras ketan,
beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong, tales; cake, dodol,dan
berbagai kue yang terlalu manis dan beremak tinggi.
Daging, ikan
,ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok atau digoreng.
Tahu, tempe
digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo.
Sayuran
mentah, sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong,
kacang panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus.
Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.
Lemak hewan,
santan kental.
Minuman yang
mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream.
Lombok,
bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
|
Bahan makanan
|
Berat (g)
|
Urt
|
Beras
Maizena
Biscuit
Daging
Telur ayam
Tempe
Sayuran
Buah
Minyak
Gula pasir
Susu
|
200
15
20
100
50
100
250
200
25
40
200
|
4 gls tim
3 sdm
2 bh
2 ptg sdg
1 btr
4 ptg sdg
2,5 gls
2 ptg sdg
papaya
2,5 sdm
4 sdm
1 gls
|
Bahan makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak dianjurkan
|
Sumber karbohidrat
Sumber
protein hewani
Sumber
protein nabati
Sayuran
Buah-buahan
Lemak
Minuman
Bumbu
|
Beras ditim,
nasi; kentang direbus, dipure; macaroni, mi, bihun direbus; roti, biscuit,
krekers; tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur
Daging sapi
empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam
direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu.
Tahu, tempe
disrebus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus.
Sayuran yang
tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, buncis, kacang
panjang, bit, labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis,
disetup dan diberi santan.
Papaya,
pisang, sawo jeruk manis, sari buah; buah dalam kaleng.
Margarine,
minyak untuk, santan encer.
Sirup, the
encer.
Gula, garam,
vetsin,dalam jumlah terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam
sereh.
|
Beras ketan,
beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong, tales; cake, kentang
digoreng, dodol dan sebagainya.
Daging, ikan
,ayam yang dikaleng, dikeringkan, diasap, diberi bumbu-bumbu tajam; daging
babi; telur digoreng.
Tahu, tempe
digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo.
Sayuran
dikeringkan.
Buah yang
tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel,
kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.
Lemak hewan,
santan kental.
Teh kental,
minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream.
Lombok,
bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
|
B. Diet Pada Pasien Penyakit Lambung
Penyakit
lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus
peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome”
dan kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi
atau psikoneurosis dan makan terlalau
cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada
lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejala yang terdiri
dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa
cepat kenyang.
1. 1. Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit lambung adalah
untuk memberikan makan dan cairan secukupnya yang tidak meberatkan lambung
serta mencegah dan menetralakn sekresi asam lambung yang berlebihan.
2. Syarat Diet
Syarat diet penyakit lambung adalah :
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
2. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya.
3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total
yang di tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di
tingkatkan secara bertahap.
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam,
baik secara termis, mekanis, maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa,
umumnya tidak di anjurk minum susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja
selama 24 – 48 jam untuk member istirahat pada lambung.
3. Prinsip Diet
1. Mudah Dicerna (makanan lunak / cair)
2. Tidak merangsang (terlalu pedas , terlalu asin, terlalu
gurih)
3. Porsi kecil dan diberikan sering
4. Tanda dan Gejala penyakit Lambung :
1. Sakit saat buang air besar
2. Mual dan muntah
3. Sering merasa lapar
4. Perut kembung
5. Nyeri yang terasa perih pada
perut dan dada
6. Sering bersendawa
7. Rasa nyeri dan terbakar pada
daerah perut
8. Penurunan berat badan
9. Kesulitan menelan
10. Muntah darah atau mengeluarkan
muntahan berwarna seperi kopi.
5. Penyebab Penyakit
Lambung
Sebagian besar penyebab timbulnya
gejala penyakit lambung adalah karena kelalaian penderita dengan memiliki pola
hidup dan makan yang kurang tepat. Secara umum penyebab penyakit lambung
adalah:
1. Beban pikiran yang
berlebihan sehingga mengakibatkan stres dan tekanan emosional.
2. Produksi asam lambung
dan pepsin yang berlebihan pada lambung.
3. Lapisan mukosa
lambung mengalami luka yang diakibatkan kelebihan asam lambung dan pepsin
sehingga fungsi mukosa jadi menurun dan berakibat pada timbulnya luka, iritasi,
peradangan pada lambung.
4. Menunda atau
terlambat untuk makan dan ketika makan dilakukan secara berlebihan.
5. Mengonsumsi makanan
yang terlalu pedas, asam, minuman beralkohol tinggi, obat-obatan tertentu dan
mengonsumsinya secara berlebihan atau tidak sesuai dosis.
6. Macam Diet Dan Indikasi Pemberian
6. Macam Diet Dan Indikasi Pemberian
Diet lambung diberikan pada pasien
dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus abdominalis, dan paska bedah saluran
cerna atas
Diet Lambung I
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari pasca – hematemesis – melena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama 1 – 2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
Diet Lambung II
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari pasca – hematemesis – melena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama 1 – 2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
Diet Lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai
perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus pektikum atau
gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi
keci serta deberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2 – 3 kali makanan
selingan. Makanan ini cukup energy, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.
Bahan Makanan
Sehari
Nilai Gizi
Energi 1942
kkal Besi 28,5
mg
Protein 75 g Vitamin A 15369 RE
Lemak 79 g Tiamin 0,8
mg
Karbohidrat 241 g Vitamn C 205
mg
Kalsium 817 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur maizena 20 g = 4 sdm
telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 25 g = 2,5 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls susu 100 g = 0,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
margarin 5 g = 0,5 sdm
Siang Pukul 16.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur roti 40 g = 2 iris
daging 50 g = 1 ptg sdg margarine 10 g = 1 sdm
tempe 50 g = 2 ptg sdg telur 50 g = 1 btr
sayuran 100 g = 1 gls gula
pasir 10 g = 1 sdm
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm
margarine 10 g = 1 sdm
Malam Pukul 20.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur susu 200 g = 1 gls
daging 50 g = 1 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm
tempe 50 g = 2 ptg sdg
sayuran 100 g = 1 gls
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
margarine 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak
Dianjurkan
Contoh Menu Sehari
Pagi Pukul 10.00
bubur nasi/tim
nasi pudding
maizena + saos sirup
telur ceplok air
setup wortel
teh
Siang Pukul
16.00
bubur nasi/tim
nasi roti
bakar
semur daging
giling orak
arik telur
setup bayam
jus papaya
Malam Pukul 20.00
bubur nasi/tim
nasi susu
sup ayam giling
tumis labu siam
+ tomat
pisang
Diet Lambung III
Diet lambung III diberikan sebagai
perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan ukus pektikum, gastritis
kronis, atau tifus abdominalis yang hamper sembuh. Makanan yang berbentuk lunak
atau yang bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energy dan zat
gizi lainnya.
Bahan Makanan Sehari
Nilai Gizi
Energy 2054 kkal Besi 26
mg
Protein 70 g Vitamin A 29103 RE
Lemak 69 g Tiamin 0,8
mg
Karbohidrat 290 g Vitamn C 204
mg
Kalsium 653 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul
10.00
beras 50 g = 1 gls tim maizena 15 g = 3 sdm
telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 20 g = 2 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
minyak 5 g = 0,5 sdm
Siang dan Malam Pukul
16.00
beras 75 g = 1,5 gls tim biskuit 20 g = 2 bh
daging 50 g = 1 ptg sdg susu 200 g = 1 gls
tempe 50 g = 2 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm
sayuran 100 g = 1 gls
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak
Dianjurkan
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
nasi tim/nasi nasi tim/nasi nasi tim/nasi
telur dadar semur ayam ikan bumbu tomat
serup wortel tahu bumbu tomat tim tempa
sayur
bening bayam sayur lodeh
papaya pisang
Pukul 10.00 Pukul 16.00
pudding
maizena/agar-agar+saos susu bubur kacang ijo
susu
Diet Lambung IV
Diet Lambung IV
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan
dari diet lambung III atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis
ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan
diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi pasien. Makanan
ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah 2.080
kalori, 74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.
Cara
mengatur diet :
1.
Kurangi makanan pedas, asam, mengandung gas terlalu panas dan
dingin
2.
Sumber karbohidrat : nasi keras, ketan, bulgur,jagung,
cantel, ubi talas
3.
Makan harus teratur, lambung tidak boleh kosong lebih dari 3 jam
4.
Makan dalam porsi kecil tetapi sedikit dan frekuensi sering.
Dianjurkan 6 kali atau lebih dalam sehari
5.
Makan secara perlahan dengan cara yang santai
6.
Cara memasak sebaiknya direbus, dikukus, ditim, atau dibakar
Hal-hal
yang perlu diperhatikan
:
1.
Hindari merokok (perokok
pasif)
2.
Hindari
stress
3.
Hati-hati memberikan obat/suplemen yang bersifat asam dan
merangsang keluarnya asam lam bung : vitamin C, Zat besai, asam salisilat,
acetosal, kortikosteroid dan obat-obat anti
rematik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi Penyakit lambung atau
gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum,
pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker
lambung. Diet pada pasien penyakit lambung ada 4 tahap , dan setiap tahap
mempunyai cara atur diet yang berbeda - beda
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk pembelajaran kami kedepannya
0 comments: