Ad 728x90

Wednesday, November 22, 2017

13 Manfaat dan Khasiat Daun Dewandaru Bagi Kesehatan

13 Manfaat dan Khasiat Daun Dewandaru Bagi Kesehatan

Gambaran tentang Daun Dewandaru



Pohon Dewandaru (Eugenia uniflora) merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi mencapai 5 meter dan hidup menahun. Batang pohon dewandaru tegak, berkayu, berbentuk bulat dengan kulit kayu berwarna coklat.

Daun dewandaru merupakan daun tunggal, berwarna hijau berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal yang meruncing. Daun berukuran sekitar 5 sentimeter dengan tepi daun yang rata dan pertulangan menyirip. Bunga tunggal dengan daun pelindung kecil berwarna hijau, mahkota bunga berwarna kuning sedangkan benang sari dan putik berwarna putih. Buahnya buni (bulat) dengan diameter sekitar 1,5 cm, berwarna merah. Bijinya kecil, keras, berwarna coklat. 


Dewandaru bagi beberapa orang memiliki unsur magis karena dari cerita-cerita pewayangan yang turun temurun, dan juga asal usul dari tanaman ini. Terlepas dari unsur magis yang diyakini oleh beberapa kalangan tersebut, pohon ini memang memiliki senyawa yang memang banyak memberikan manfaat, mulai dari akar hingga daunnya. Manfaat daun dewandaru untuk kesehatan nyatanya belum banyak di kenal oleh masyarakat jika dibandingkan dengan buahnya. Buah dewandaru sendiri telah lama di gunakan sebagai pengobatan herbal berbagai jenis penyakit. Namun, pada saat ini telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa daun dewandaru juga memiliki khasiat sebagimana buahnya.

Berikut adalah manfaat dan khasiat Daun Dewandaru bagi kesehatan, diantaranya :

1. Meningkatkan sistem imun tubuh
Berbagai kandungan dalam daun dewandaru yang telah di ungkap sebelumnya, di ketahui dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sehingga tubuh tidak akan rentan terhadap serangan penyakit, mulai dari penyakit ringan hingga berat seperti kanker dan lainnya.

2. Sebagai anti-radikal bebas
Daun dewandaru di ketahui memiliki kandungan antioksidan seperti senyawa karotenoid dan felonik, kedua kandungan tersebut akan menangkal keruksakan sel  yang biasanya di sebabakan oleh radikal bebas. Dengan mengonsumsinya secara teratur, maka dapat mencegah keruksakan sel dalam tubuh yang di sebabkan oleh radikal bebas.

3. Mengobati diare
Penyakit diare pada umumnya di sebabkan oleh adanya bakteri yang di sebabakan oleh pola hidup atau makanan yang tidak sehat. Namun anda bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan mengonsumsi daun dewandaru secara teratur.

4. Penghilang rasa sakit
Khasiat daun dewandaru lainnya juga bisa di jadikan sebagai obat analgesik atau sebagai anestesi yang akan menekan rasa sakit  yang di timbulkan oleh berbagai jenis penyakit. Sehingga jika anda mengonsumsinya secara teratur, maka sama saja anda minum obat medis seperti asam mefenamat. Namun yag membedakannya adalah efek samping yang di timbulkan dari daun ini jauh lebih rendah.

5. Mengobati rematik
Pada usia lanjut, biasanya beberapa penyakit muncul karena semakin menurunnya fungsi organ tubuh akibat pertambahan usia. Dan salah satunya adalah rematik. Namun, kondisi tersebut bisa di atasi dengan ekstrak daun dewandaru dengan cara merebus atau menyeduhnya, untuk menghilangkan rasa sakit yang di sebabkan oleh rematik.

6. Menurunkan tekanan Darah
Apabila anda kini tengah mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi, anda bisa memanfaatkan daun dewandaru sebagai alternatifnya. Karena salah satu khasiatnya sendiri di ketahui mampu menormalkan tekanan darah tinggi dengan mengonsumsi ramuannya setidaknya sehari sekali. Atau untuk lebih tepatnya, anda bisa mengonsumsinya terlebih dahulu dengan pakar herbal.

7. Menurunkan kolesterol
Selain tekanan darah tinggi, daun dewandaru ini juga ternya memiliki kemampuan untuk menurunkan kolesterol yang tinggi. Meningginya kadar kolesterol di dalam tubuh biasanya di sebabkan oleh timbunan lemak jahat, yang mana jika di biarkan dapat membahayakan kondisi tubuh.

8. Melancarkan sistem pencernaan
Beberapa masalah pencernaan seperti sembelit atau usah BAB juga bisa di atasi dengan menggunakan daun dewandaru. Anda bisa mengonsumsi ekstrak daunnya di malam hari menjelang tidur, agar di pagi hari sistem pencernaan kita semakin lancar dan tidak susah BAB lagi.

9. Mencegah stroke
Beberapa di antara penyebab stroke adalah akibat tekanan darah maupun kolesterol yang begitu tinggi. Namun seperti yang telah di sampaikan sebelumnya bahwa daun ini mampu menurunkan tekanan darah dan juga kolesterol tinggi sehingga secara otomatis mampu mencegah terjadinya stroke.

10. Mencegah kanker
Salah satu diantara penyebab kanker adalah radikal bebas. Namun dengan mengonsumsi air rebusan daun dewandaru secara rutin, maka penyebaran sel kanker di dalam tubuh dapat di cegah sedari dini.

11. Mengurangi rasa sakit gigi
Kandungan seperti minyak atsiri juga dimiliki oleh daun dewandaru ini. Dengan meminumnya atau membuatnya menjadi air untuk berkumur maka akan mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh sakit gigi. Dan khasiat lainnya akan mencegah peradangan yang ditimbulkan oleh sakit gigi.

12. Sebagai anti bakteri
Bakteri bisa mengakibatkan berbagai masalah di dalam tubuh, misalnya seperti masalah pencernaan dan lain-lain. Dengan meminum ekstrak dari daun dewandaru maka akan membunuh bakteri yang ada di dalam tubuh.

13. Mencegah osteoporosis
Kandungan yang ada di dalam daun dewandaru memang sangat berpengaruh lumayan banyak terhadap kesehatan tulang. Dan daun ini memang sangat bagus jika dikonsumsi oleh orang yang lanjut usia, karena mereka sangat rentan dengan penyakit seperti pengeroposan tulang karena faktor usia

Cara pengolahan daun dewandaru

Untuk pengolahannya, dengan cara di rebus atau di seduh. Untuk cara di rebus, anda bisa mengambil daun yang masih segar dan juga muda. Setelah itu cuci hingga bersih dan rebus bersama 3-5 gelas air dalam panci pemanas hingga tersisa hanya satu gelas air rebusan saja. Setelah itu saring, dan ambil hanya air rebusannya. Untuk menambah rasa dan aroma, anda bisa menambahkan sedikit gula batu atau madu ke dalamnya. Adapun untuk takaran mengonsumsinya, anda bisa menanyakan pada pakar herbal terlebih dahulu untuk mendapatkan takaran atau dosis yang tepat.

Terimakasih sudah membaca artikel yang sudah saya siapkan

Tuesday, November 21, 2017

Makalah Sex Education Keperawatan

Makalah Sex Education Keperawatan

1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, ternyata banyak orang yang tidak ingin benar-benar membicarakan seks. “Tetapi ketika mereka muda dan tumbuh dan masalah ini muncul pada keluarga mereka, semua orang menjadi tegang.” Apa yang harus dikatakan dan kapan waktu yang tepat membahas tentang seks.
Sesuai dengan kelompok usia berdasarkan perkembangan hidup manusia, maka pendidikan sex dapat dibagi menjadi pendidikan seks untuk anak prasekolah dan sekolah, pendidikan seks untuk remaja. 
Sex education untuk anak-anak bertujuan agar anak mengerti identitas dirinya dan terlindung dari masalah seksual yang dapat berakibat buruk bagi anak. Pendidikan seks untuk anak pra sekolah lebih bersifat pemberian informasi berdasarkan komunikasi yang benar antara orangtua dan anak.
Sex education untuk remaja bertujuan melindungi remaja dari berbagai akibat buruk karena persepsi dan perilaku seksual yang keliru. Sementara pendidikan sex untuk dewasa bertujuan agar dapat membina kehidupan sexual yang harmonis sebagai pasangan suami istri.
Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral. Pendidikan seksual yang benar harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia. Juga nilai-nilai kultur dan agama diikutsertakan sehingga akan merupakan pendidikan akhlak dan moral juga.
Ketika kita mendengar kata seks apa yang terpikir di benak kita? Pornografi, vulgar, menjijikkan dll. Memang sebagian besar masyarakat menganggap membicarakan seks itu adalah sesuatu hal yang tabu dan tak layak dibicarakan. Ketika anak kita bertanya soal seksualitasnya pasti kita dengan cepat akan mengalihkannya. Sikap seperti itulah yang salah, karena anak memiliki rasa ingin tahu tentang banyak hal, bila orang tua tidak bisa mengarahkan dengan baik, tidak bisa memberikan informasi yang jelas cenderung mereka akan mencari informasi dari orang lain dan teman-temannya, informasi tersebut belum tentulah informasi yang baik.
Sedikit sekali masyarakat terutama orang tua yang peduli akan pendidikan seks dan menempatkan bahwa seks adalah sesuatu yang penting. Bahkan banyak orang tua yang tidak memberikan pendidikan seks pada anak, dengan alasan anak akan tahu dengan sendirinya. Selama ini seks identik dengan orang dewasa saja. "Pendidikan seks tidak selalu mengenai hubungan pasangan suami istri, tapi juga mencakup hal-hal lain seperti pemberian pemahaman tentang perkembangan fisik dan hormonal seorang anak serta memahami berbagai batasan sosial yang ada di masyarakat," ujar Dra Dini Oktaufik dari yayasan ISADD (Intervention Service for Autism and Developmental Delay).
Membahas masalah seks pada anak memang tidak mudah. Namun, mengajarkan pendidikan seks pada anak harus diberikan agar anak tidak salah melangkah dalam hidupnya. Pendidikan seks wajib diberikan orangtua pada anaknya sedini mungkin. 
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi sinrom nefrtoik?
2. Apa etiologi sindrom nefrotik?
3. Apa manifestasi sindrom nefrotik?
4. Bagaimana patofisiologi sindrom nefrotik?
5. Apa komlipasi sindrom nefrotik?
6. Bagaimana penatalaksanan sindrom nefrotik?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostic sindrom nefrotik?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada sindrom nefrotik?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan sex education kepada anak.
2. Tujuan khusus dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa mampu :
a. Menegtahui pengertian sindrom nefrotik
b. Mengetahui etiologi sindrom nefrotik
c. Mengetahui manifestasi klinis sindrom nefrotik
d. Mengetahui patofisiologi klinis sindrom nefrotik
e. Mengetahui komplikasi sindrom nefrotik
f. Mengetahui penatalaksanaan sindrom nefrotik
g. Mengetahui pemeriksaan diagnostic sindrom nefrotik
h. Memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada anak dengan sindrom nefrotik

Untuk selebihnya bisa anda contoh MAKALAH SEX EDUCATION KEPERAWATAN dibawah ini, jika ingin mendownload file document silahkan berkomentar dengan mengirim email untuk mendapatkan hak akses download.
Roleplay Supervisi Managemen Keperawatan

Roleplay Supervisi Managemen Keperawatan

ROLE PLAY SUPERVISI
Supervisi Keperawatan adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas keperawatan (Swansburg & Swansburg, 1999). Supervisi Keperawatan adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana (Kron, 1987).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan suatu  cara yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Berikut adalah contoh naskah roleplay supervisi managemen keperawatan

Naskah Role Play     : Supervisi Dalam Manajeman Keperawatan
Kepala Ruangan : Bu Feriayu
Perawat          : Suster Lila
Pasien                 : Tn Firman
Keluarga Pasien : Ny Wiwin


Di sebuah rumah sakit di Malang, di ruang Mawar, ada seorang pasien laki-laki bernama Bapak Firman yang berumur 27 tahun. Bapak ini datang ke rumah sakit karena kecelakaan dan mengalami luka parah (robek) pada kaki kanan. Dan diantar oleh istrinya yang bernama Nyonya Wiwin
Maka, salah seorang perawat bernama Suster Lila ditugaskan oleh Kepala Ruangan untuk melakukan rawat luka,

Kepala Ruangan : Suster Lila, anda saya tugaskan untuk melakukan rawat luka pada Tuan Firman setengah jam lagi, anda siapkan alat-alatnya dulu ya !!
Perawat                 :Baik Bu, akan saya siapkan alat-alatnya .
(Perawat Lila menyiapkan alat untuk merawat luka, diantaranya : Kasa steril, Nacl, Pinset anatoni, Cucing, Bengkok, Supratul, Hipavix, Sarung tangan, Gunting verband)


Setengah jam kemudian Suster Lila menemui pasien Tuan Firman untuk melakukan rawat luka, seperti yang di tugaskan oleh Kepala Ruangan yang pada saat itu kepala Ruangan juga berada di ruangan pasien untuk menanyakan kondisi pasien,

Perawat : (Ya Allah, semoga saya dalam melakukan rawat lukat pada pasien ini dapat berjalan dengan lancar). Assalamualaikum…!!!
Semua         : Waalaikumsalam…
Perawat : Perkenalkan, saya perawat Lila yang akan bertugas di ruangan ini. Apa benar ini dengan Bapak Firman?
Pasien         : Iya Sus, (sambil mengangguk)
Keluarga : Iya suster, ini dengan Tn Firman, suami saya.
Perawat : Oh iya kalau begitu. Bapak, saya di sini akan menanyakan beberapa pertanyaan kepada bapak. Mohon dijawab dengan sebenar-benarnya ya, pak.
Pasien         : Iya suster.
Perawat : Nah sekarang, apa yang bapak rasakan saat ini?
Pasien       : Saya merasa nyeri suster. Kaki saya sakit pas di lukanya suster, nyerinya seperti disayat-sayat, 
Perawat : Baik, saya akan melakukan tindakan rawat luka kepada bapak, bapak tahan sebentar ya pak lukanya, 
Pasien         : Iya Sus,

(Setelah melakukan bina hubungan saling percaya Perawat Lila melakukan tindakan rawat luka)
Perawat : Permisi pak saya buka perbannya dulu (sambil memakai sarung tangan)
Pasien         : Iya Sus silahkan

(Kemudian Suster Lila menginspeksi luka apakah terjadi infeksi pada luka dengan cara menekan area sekitar luka dengan pinset apakah terdapat pus)

Perawat : Luka Bapak tidak ada infeksi sekarang saya akan membersihkan luka bapak.
Pasien         : Iya Sus hati – hati ya sakit.
Perawat : Iya Pak saya akan berhati-hati, bila bapak merasa nyeri ambil napas dalam ya pak lalu hembuskan pelan pelan melalui mulut.
Pasien         : Iya Sus

(Perawat membersihkan luka dengan larutan Nacl 0,9 % dengan kasa steril dan pinset sampai luka bersih dari kotoran dan darah, kemudian memberikan supratul pada luka dan menutupnya dengan kasa steril dan hipavix)

Perawat : Sudah Pak lukanya sudah saya bersihkan dan saya balut kembali
Pasien         :Iya Sus terimakasih
(Perawat membereskan alat yang sudah digunakan, dan cuci tangan)
Perawat : Sudah Pak silahkan bapak istirahat kembali, saya akan kembali ke Nurse Station bila ada yang bapak perlukan silahkan pencet bel.
Pasien         : Iya Sus terimakasih
Perawat : Iya Pak sama – sama. Assalamualaikum
(Perawat & Kepala Ruangan meninggalkan ruangan)

Di Nurse Station
Kepala ruangan : Suster Lila tolong ke ruangan saya sebentar
Perawat                 : Iya Bu Feri

Di Ruang Kepala Ruangan
Kepala ruangan : Bagaimana Suster tadi tindakan rawat lukanya, apakah suster merasa sudah benar melakukannya?
Perawat : Iya Bu saya rasa saya sudah melakukan prosedur dengan benar
Kepala ruangan : Suster tadi melakukan prosedur dengan baik namun, ada yang kurang dari tindakan anda. Apakah tadi sebelum melakukan tindakan suster sudah cuci tangan 7 langkah? 
Perawat : Astaghfirullah haladzim,, iya bu maaf saya lupa cuci tangan sebelum melakukan rawat luka tadi, maaf bu tindakan berikutnya akan lebih saya perhatikan.
Kepala ruangan : Yaitu prosedur cuci tangan 7 langkah sebelum melakukan tindakan ke pasien hal itu sangat penting guna mencegah infeksi pada luka pasien suster lila baik tidak apa – apa jangan diulangi lagi ya, besok kita lakukan rawat luka lagi bersama saya
Perawat : Baik bu 

Keesokan harinya
(Di Nurse Station)

Kepala ruangan : Nurse Lila 30 menit lagi lakukan rawat luka lagi ya pada pasien tuan firman tolong siapkan alatnya ya
Perawat : Baik Bu 
(Kemudian perawat menyiapkan alat rawat luka Perawat Lila menyiapkan alat untuk merawat luka, diantaranya : Kasa steril, Nacl, Pinset anatoni, Cucing, Bengkok, Supratul, Hipavix, Sarung tangan, Gunting verband)

30 Menit Kemudian 
Perawat : Ibu saya sudah menyiapkan alat untuk rawat luka
Kepala ruangan : Iya mari kita ke ruangan pasien,namun sbeelumnya mari kita mencuci tangan 7 langkah untuk menghindari penularan infeksi nosocomial kepada pasien
Perawat : Iya bu (mereka melakukan cuci tangan 7 langkah dengan bimbingan dari kepala ruangan)
Di ruang pasien  :
Perawat & kepala ruangan : Asslamualaikum pak firman
Semua : Waalaiumsalam
Kepala ruangan : Pak bagaimana keadaan bapak hari ini? Apakah kakinya masih terasa nyeri?
Pasien : Iya bu masih nyeri…
Kepala ruangan : Pak saya selaku kepala ruangan dan suster lila yang kemarin merawt luka bapak hari ini (kepala ruang dan perawat sambil memakai sarung tangab)
Pasien : Iya bu Suster
Perawat : Permisi pak saya buka perbanyya dlu ya 
Pasien : Iya sus silahkan
Perawat : (Perawat membuka perban luka pasien, dan memeriksa apakah terjadi infeksi pada luka) luka bapak tidak terjadi infeksi , 
Pasien : Iya Sus
Kepala ruangan : Saya akan membersihkan luka bapak, jika bapak merasa nyeri tahan ya pak dengan mengambil napas dalam lalu hembuskan pelasn melalui mulut
Pasien : Iya Sus
(Lalu Kepala Ruang membersihkan luka dengan di asisteni oleh perawat, lalu pada luka pasien diberi supratul dan ditutup lagi dengan kasa steril dan hipavix)
Perawat : Baik Pak sudah selesai rawat lukanya, sekarang bapak istiraht saja
(lalu perawat membersihkan alat, perawat dan kepala ruangan mencuci tangan 7 langkah)
Kepala ruangan : Baik Pak kami permisi dlu, jika ada yang bapak butuhkan silahkan pencet bel, 
Pasien : Iya Sus terimakasih
Kepala ruangan dan perawat : Assalamualaikum
Pasien : Waalaikumsalam
Di Nurse Station 
Kepala ruangan : Suster Lila td kita sudah melakukan tindakan rawat luka bersama apakah ada yang anda belum mengerti silahkan bertanya
Perawat : Saya sudah mengerti bu setelah melakukan tindakan dengan didampingi ibu secara langsung seperti tadi, dan saya akan selalu melakukan cuci tangan 7 langkah sebelum dan sesudah melakukan tindakan ke pasien guna mencegah terjadinya infeksi nosocomial
Kepala ruangan : Bagus Suster Lila sekarang anda sudah mengerti dan bisa melakukan prosedur tindakan dengan benar
Perawat : Terimakasih bu 
Kepala ruangan : Iya sama-sama 
(Kemudian Kepala Ruangan kembali ke ruangannya, dan perawat kembali bekerja)

Terimakasih sudah membaca artikel yang sudah saya siapkan.

Friday, November 3, 2017

Roleplay Discharge Planning Managemen Keperawatan

Roleplay Discharge Planning Managemen Keperawatan

ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING MANAGEMEN KEPERAWATAN





1. PelaksanaanKegiatan
Topik               : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa stroke non hemoragic
Hari/tanggal     : senin, 18 januari 2016
Waktu              : 10.00 WIB
Tempat             : Shoka
Pelaksana         : Karu, Katim, PA
Sasaran            : Klien dan keluarga klien
2. Pengorganisasian
KepalaRuangan           : zuni walidatul mufidah
Ketua Tim                 : Iin Rahmawati
PerawatPelaksana (PA) : Rissa Mei Anjarsari
KeluargaPasien            : evilia fahrotul jannah
3. Instrumen
  1. Status klien
  2. Format discharge planning (terlampir)
  3. Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang
DIALOG SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

KepalaRuangan : zuni walidatul mufidah
Ketua Tim : Iin Rahmawati
PerawatPelaksana (PA) : Rissa Mei Anjarsari
Keluarga Pasien : Evilia fahrotul jannah
Pasien : Rohmad fasikin

Dokter  datang melakukan visite ke pasien. Di dampingi oleh karu, katim, dan PP. setelah dokter memeriksa, keadaan pasien ternyata sudah membaik dan diperbolehkan pulang.

Karu : “dokter! Ini pasien…. Dengan diagnose stroke non hemoragic kondisinya dari kemaren sampai sekarang sudah membaik”.

Dokter : “selamat pagi …! Bagaimana keadaannya sekarang?”
Pasien       : “Alhamdulillah sudah membaik dok!”
Dokter       :” apakah sekarang ada keluhan?”
Pasien       : “Alhamdulillah tidak ad dok”

Setelah itu dokter memriksa keadaan umum pasien dan hasilnya sudah membaik.

Dokte        : ”setelah memeriksa kondisi …. Ternyata kondisinya sudah membaik dan          sudah diperbolehkan pulang.”

Setelah itu dokter meninggalkan pasien, karu, dan perawat lainnya kembali keruangan.

KemudianPP menyiapkan dan mengisi format discharge planning. Kemudian mengkonsulkan kekaru

PP          :”bu,ini format discharge planning buat pasien….tolong ibu periksa mungkin ada yang kurang dan apakah masih ada kesalahan.”

Karu     :”ooh yaa! (karu memeriksa format discharge planning dan membolehkan format discharge planning tersebut diberikan pada pasien)”

PP menyuruh PA memanggil keluarga pasien

PP           :”(keluarga pasien) berdasarkan hasil pemeriksaan tadi ternyata (pasien) sudah membaik dan dokter memperbolehkan pulang. Ini saya buatkan surat atau kartu kontrol. Nanti (px) kontrol di poli syaraf. Untuk perawatan di rumah  usahakan (px) menjaga pola makan, istirahat dana aktifitas. Ini resep obat yang harus diminum dirumah. Untuk masalah makan (px) harus rendah garam, istirahat cukup dan aktifitas ringan. Dan (keluarga pasien) di harap menyelesaikan biaya pengobatan dan perawatan selama dirumah sakit.

Silahkan (keluarga px) mengurus semua biaya perawatan ( px) di bidang administrasi. 

terima kasih sudah membaca artikel yang sudah saya siapkan.

Roleplay Sentralisasi Obat Managemen Keperawatan

Roleplay Sentralisasi Obat Managemen Keperawatan

CONTOH ROLEPLAY SENTRALISASI OBAT MANAGEMEN KEPERAWATAN


SKENARIO ROLEPLAY

Pada hari Senin tanggal 18 Januari 2016 ,Tn.Rohmad 21 th mengeluh demam, pusing,dan merasakan lemas pada tubuh bagian kiri, karena kondisinya yang cukup parah Tn.Rohmad harus menjalani perawatan dan kemudian Tn.Rohmad dirawat diruang Soka RSUD Nganjuk. Setelah masuk ruangan kemudian Ka.Tim memanggil keluarga Tn.Rohmad ke kantor perawat dan menjelaskan tentang kegiatan sentralisasi obat serta melakukan inform konsen/surat pernyataan setuju dilakukan sentralisasi obat. Karena Tn.Rohmad baru masuk diruang perawatan.
Katim (iin) : Assalamuâalaikum. Selamat pagi bu...
Keluarga (evi) : Waâalaikumsalam, pagi juga bu.
Katim(iin) : Baiklah, langsung saja ya bu, maksud saya memanggil ibu ke sini untuk menjelaskan kepada ibu apa itu sentralisasi obat.
Keluarga (evi) : apa itu sentralisasi obat?
Katim (iin) : Sentralisasi obat itu adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan ke suami ibu dan akan diserahkan sepenuhnya kepada perawat untuk pengobatan kepada suami nya ibu.Keluarga (evi) : owh begitu... baiklah..
Katim (iin) : Jika ibu setuju, silakan mengisi formatnya disini bu.
Keluarga (evi) : baik bu... tanda tangan disini ya bu?
Katim (iin) : iya bu...
Keluarga (evi) : Sudah bu.
Katim (iin) : Baik bu terima kasih atas kerjasamanya, Sekarang Ibu bisa kembali ke suami nya ibu !

Setelah mengisi format tersebut, Ibu Evi pun pergi kembali menemani suaminya. Kemudian dokter datang untuk melakukan pemeriksaan pada Tn.Rohmad.
Dokter : Assalamuâalaikum. Selamat pagi Pak Rohmad bagaimana keadaannya?
Pasien ( Rohmad ) : Waâalaikumsalam. Pagi juga dok ini dok saya merasakan demam, pusing,dan merasakan lemas pada tubuh bagian kiri,
Dokter : iya sebentar saya periksa dulu ya pak.(kemudian dokter memeriksanya)
Keluarga ( Evi ) : Bagaimana dok keadaan suami saya?
Dokter : Suami ibu terkena Stroke ringan, dan ini saya beri resep obat tolong di beli di apotik ya?
Keluarga( Evi ) : Iya, dok.Dokter : Iya sudah kalau begitu saya permisi dulu, assalamuâalaikum.Keluarga : Iya, “Trimakasih dok“.

Kemudian keluarga menuju apotek untuk menebus obat yang telah diresepkan oleh dokter.

Apoteker ( wahyu ) : Apoteker menyiapkan obat dan memanggil nama pasien. “Bapak Rohmad, Berbek Ruang Shoka”
Keluarga ( Evi ) : Iya bu, saya keluarga Bapak Rohmad Berbeg.Apoteker ( Wahyu ) : Ini bu obatnya.
 Keluarga ( Evi ) : Iya, Bu Trimakasih.
Apoteker ( Wahyu ) : iya sama sama bu

Kemudian keluarga kembali keruangan dan memberikan obat kepada ruangan.

Keluarga ( Evi ) : Permisi Bu, Ini obatnya bapak Rohmad.Perawat( Rissa) : Oh ,,, Iya bu Trimakasih.Keluarga ( Evi) : Iya, Bu Sama-sama

Katim kemudian menulis obatnya di buku sentralisasi obat dan lembar pemberian obat. Kemudian ka.tim menjelaskan obatnya ke perawat pelaksana. Setelah dijelaskan kemudian perawat pelaksana memberikan obat sesuai jadwal. Waktu pemberian obat perawat pelaksana menulis pemberian obatnya di lembar pemberian obat.

Ka.Tim ( iin ) :” menulis obat dalam buku sentralisasi obat dan lembar pemberian obat”.
Mbak,, ini obat bapak rohmad tolong di tata sesuai  dengan tempatnya.                        Ini dosisnya : Ranitidin 3x1, ceftri 2x1, citicolin 2x1 tolong langsung dimasukaan dalam lemari sentralisasinya ya.Perawat ( Risa ) : baik Bu,, “perawat memberikan obat sesuai dengan apa yang telah di jelaskan dan di tuliskan oleh Ka.tim. Kemudian menuliskan dalam buku sentralisasi obat yang telah di injeksikan pada pasien.

terima kasih sudah membaca artikel yang sudah saya siapkan.

Proposal Sentralisasi Obat Managemen Keperawatan

Proposal Sentralisasi Obat Managemen Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
     Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002). Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
  Sentralisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat di ruang Irna 2 dilaksanakan pada obat injeksi  yang disimpan oleh petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal pemberian, sedangkan obat oral diberikan kepada pasien/keluarganya dan perawat hanya memberitahukan cara pemberiaannya. Resep dari dokter diberikan keluarga pasien untuk dibelikan di apotek, setelah mendapatkan obatnya diserahkan ke perawat untuk dicatat pada buku penerimaan obat. Karena hal tersebut diatas, kelompok 2 berencana akan mensosialikan dan melaksanakan sentralisasi obat yang mencakup obat injeksi maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
    Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut, untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan sentralisasi keperawatan di Ruang Soka RSUD Nganjuk, kami akan melaksanakan sentralisasi obat oral di ruangan tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu meningkatkan pemahaman perawat Ruang Soka RSUD Nganjuk dan mahasiswa dalam menerapkan pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan  prinsip 6 T dan 1 W ( tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek samping obat) serta mendokumentasikan hasil pengelolaan.
b. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan perawat Ruang Soka RSUD Nganjuk dan mahasiswa dalam mengelola sentralisasi obat
c. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien di Ruang Soka RSUD Nganjuk dalam penggunaan obat sesuai dengan program terapi..
d. Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang diberikan.
e. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Klien
a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
b. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
1.3.2 Bagi perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.
1.3.3 Bagi institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat ( Nursalam, 2007 )
2.2 Tujuan Pengelolaan Obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah  beberapa alasan yang paling sering mengapa obat  perlu disentralisasi.
a. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
b. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
c. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “ hanya untuk mencoba “.
d. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
e. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa untuk minum.
f. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas kadarluarsa.
g. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
h. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
i. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri ( Mc Mahon, 2007 ) 
2.3 Teknik Pengelolaan Obat ( Sentralisasi )
Teknik pengelolaan obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang di berikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi diserahkan sepenuhnya kepada perawat (Nursalam,2007). Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk (Nursalam.2002). Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut : Prinsip Enam Benar.
a) Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
b) Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
c) Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya ondansentron 1 amp, dosisnya 1 amp ondansentron dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg. jadi harus tetap hati-hati dan teliti.
d) Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan : peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
1) Oral
Adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
2) Parenteral
Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
3) Topikal
Yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
4) Rektal
 Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
5) Inhalasi
 Yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
e) Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
f) Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
a. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
b. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
c. Penerimaan obat.
1) Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah diambi;l oleh keluargadiserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat
2) Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan  ( bila perlu ) dalam kartu control, dan diketahui ( ditandatangani ) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T ( jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
3) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan  salinan obat yang harus diminum beserta kartu sediaan obat.
4) Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat ( Nusalam 2007 )
d. Pembagaian obat 
1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian obat. 
2) Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
3) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat,  jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau  wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada psie.
4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat – obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep ( jika masih perlu dilanjutkan ) kepada dokter penanggung jawab pasien ( Nurussalam, 2007 )
e. Penambahan obat baru
1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja ) maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat ( Nursalam, 2007 )
f. Obat Khusus
1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
2) Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawat primer.
3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat ( Nursalam, 2007) 
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara – cara berikut ini:
a) Membuat catatan mengenai obat – obatan Yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf:
b) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan didinding 
c) Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat;
d) Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf:
e) Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana diperpustakaan ( Mc Mahon, 1999 ) 
g. Mendidik Pasien Tentang Obat
Kadang-kadang pasien meminum obat degan carayang salah,baik dengan mengurangi dosis agar pengobatannya lebih lama atau menembahnya dengan harapan akan lebih cepat sembuh. Mereka minum obat pada waktu yang tidak tepat atau lupa akan dosisnya. Pasien yang mendapat pengobatan jangka panjang sering berhenti meminum obatnya terlalu dini. Hal ini tejadi karena pasien tidak mengerti akan kerja obat dalam tubuh. Akibatnya, mereka kadang-kadang tidak sembuh dan obat terbuang percuma.
Para pekerja kesehatan harus sangat peduli untuk menerangkan pada pasien bagaimana cara meminum obat mereka, terangkan dengan cara sederhana mengapa obat-obat tertentu harus diminum dengan cara tertentu. Dengan demikian pasien akan belajar bahwa:
a. Masing-masing obat mempunyai cara kerja tersendiri. Obat yang dapat dipakai pada satu keadaan tidak bermanfaat untuk keadaan lain. 
b. Besarnya dosis sangat penting,bila terlalu sedikit cara kerjanya terlalu lemah untuk memperbaiki keadaan, dan bila terlalu kuat dapat meracuni pasien. Dosis untuk anak-anak lebih sedikit dari pada dosis untuk dewasa. 
c. Pengobatan harus teratur untuk menjamain bahwa kadar obat yang diinginkan dalam tubuh tercapai. 
d. Semua tahapan pengobatan harus dijalani dengan lengkap, bila tidak pasien dapat kembali jatuh sakit dengan keadaan yang lebih parah daripada sebelumnya. 
e. Obat harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak, yang mungkin memakannya karena mirip gula-gula dan dapat meracuni mereka. 
h. Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam,2002) 
Keterangan :              Garis Kombinasi
                     Garis Komando
2.4 Peran
2.4.1 Kepala Ruangan
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2.4.2 Katim
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
c. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
2.4.3 Anggota Tim
Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.

Untuk selebihnya bisa anda contoh PROPOSAL SENTRALISASI OBAT MANAGEMEN KEPERAWATAN dibawah ini, jika ingin mendownload file document silahkan berkomentar dengan mengirim email untuk mendapatkan hak akses download.
Cover by Feriayu ve on Scribd



terima kasih sudah membaca artikel yang sudah saya siapkan.