Thursday, October 9, 2014

Satuan Acara Penyuluhan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

SHARE
SATUAN ACARA PENYULUHAN ISPA

Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Sub Topik : Pentingnya Pengetahuan tentang ISPA
Tanggal : 5 September 2014
Jam : 09.00 WIB
Waktu : 45 menit
Tempat :Balai Desa Pandaan
Sasaran : Warga masyarakat RT 03, RW 01 Desa Jogonalan, Jogosari, Pandaan
Penyuluh : Bpk. Lukman Febrianto.S.Kep.Ns

1.    Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam menghadapi organisme asing yang terjadi secara tiba-tiba, menyerang hidung, tenggorokan, telinga bagian tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke paru-paru. Biasanya menyerang anak usia 2 bulan-5 tahun. (Whaley and Wong; 1991; 1418).

ISPA banyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa. ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting dan cukup berbahaya karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.

Berdasarkan penelitian setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % – 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % – 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Penyakit ini tidak mengenal musim, baik kemarau, pacaroba atau hujan tetap bisa menyerang warga. Di Jakarta Pusat (Jakpus) selama 2010 tercatat 55.307 warga terkena penyakit ini. Sesuai data, sejak Januari hingga April 2010 tercatat 55.307 warga terkena ISPA, mereka berobat di puskesmas yang ada di deklapan kecamatan. Rinciannya Januari 16.094, Febuari 19.252, Maret 17.859 dan April 2.102. Sedangkan tertinggi penderitanya, Kec. Cempaka Putih 14.314, Kec. Johar Baru 10.254, Kec. Kemayoran 8.073, Kec. Senen 6.960, Kec. Tanah Abang 5.555, Kec. Sawah Besar 4.815, Kec. Menteng 2.983 dan Kec. Gambir 2.353.

Cara penularan virus influenza ini melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Tiga hari setelah itu, bilamana daya tahan tubuh menurun maka suhu badan naik (suhu badan dapat meningkat dari 39,50C sampai 40,50C). Terasalah badan panas/demam dan bersin-bersin. Hidung mengeluarkan cairan (ingus), sakit tenggorokan, batuk-batuk (mula-mula tidak berdahak tapi kemudian berdahak), pusing, badan terasa lemah, mual, muntah, sakit perut, serta diare.

Kebetulan, ciri-ciri tersebut dirasakan pula oleh warga masyarakat RT 13 Desa Cengkeh Rajabasa, Bandar Lampung. Namun, warga masyarakat tidak mengetahui penyakit apa yang dideritanya. Selain itu, warga masyarakat hanya beberapa orang yang sudah berkonsultasi ke pelayanan kesehatan untuk mengetahui penyakit yang dideritanya, sisanya belum. Hal ini juga berdampak pada kegiatan rutinitas dari setiap orang, yang semestinya harus bekerja namun karena sedang sakit terpaksa harus beristirahat di rumah.

Oleh karena itu, penting sekali membekali pengetahuan bagi masyarakat untuk memahami tentang ruang lingkup bahkan informasi lainnya mengenai ISPA. Maka dari itu, akan diadakannya promosi kesehatan ataupun pendidikan kesehatan bagi masyarakat untuk mengembangkan pola pikir mengenai kesehatan khususnya mengenai penyakit ISPA agar ISPA bisa dicegah ataupun diatasi.

2.    Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang ISPA.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat dapat :

  1. Menjelaskan pengertian ISPA dengan bahasa sederhana.
  2. Menjelaskan faktor – faktor penyebab ISPA.
  3. Memahami dan menjelaskan tanda dan gejala dari ISPA.
  4. Memahami klasifikasi dari ISPA.
  5. Menjelaskan cara pencegahan terhadap ISPA.
  6. Menjelaskan dan mendemonstrasikan penatalaksanaan terhadap ISPA.
3.    Kegiatan Penyuluhan
a. Materi
  1. Pengertian ISPA.
  2. Faktor penyebab dari ISPA.
  3. Tanda dan gejala dari ISPA.
  4. Klasifikasi dari ISPA.
  5. Cara pencegahan terhadap ISPA.
  6. Penatalaksanaan terhadap ISPA.
b. Strategi Pelaksanaan
Persiapan :
  1. Survey karakter dan lokasi sasaran.
  2. Koordinasi dengan pihak masyarakat.
  3. Menyiapkan alat dan bahan.
4.    Sarana Penunjang
a. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :

  1. Ceramah
  2. Tanya jawab
  3. Demonstrasi.
b. Media
Alat dan bahan peraga :

  1. Laporan Pendahuluan.
  2. Satuan Acara Penyuluhan.
  3. Leaflet.
  4. Power Point.
  5. LCD.
  6. Laptop.
  7. Alat peraga batuk efektif : sputum pot atau jika tidak ada diganti dengan botol/kaleng/wadah berisi pasir.
  8. Alat peraga inhalasi uap/penguapan sederhana (tradisional) : baskom ukuran sedang, minyak kayu putih (sebagai obat aromaterapi), kain/handuk kering, dan air panas.
  9. Bahan pembuatan larutan jeruk nipis-kecap : air hangat dalam gelas, sendok, jeruk nipis, dan kecap manis.
  10. Lembar Quesioner (Post Test).
5.    Evaluasi
a. Struktur

  1. Ruang kondusif untuk kegiatan.
  2. Peralatan memadai dan berfungsi.
  3. Media dan materi tersedia dan memadai.
  4. SDM memadai.
b. Proses

  1. Ketepatan waktu pelaksanaan.
  2. Peran serta aktif masyarakat.
  3. Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan.
  4. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan.
c. Hasil
Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :
a. Tes lisan

  1. Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada audiens tentang materi penyuluhan yang akan dijelaskan.
  2. Bila audiens dapat menjawab 60% dari pertanyaan yang diajukan, maka dikategorikan pengetahuan baik.
b. Tes tertulis
Penyuluh menyebarkan Quesioner sebanyak 7 pertanyaan, jawaban benar ≥ 4 atau dengan nilai/score 57% penyuluhan dinyatakan berhasil.

MATERI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)
1.    Pengertian
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam menghadapi organisme asing yang terjadi secara tiba-tiba, menyerang hidung, tenggorokan, telinga bagian tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke paru-paru. Biasanya menyerang anak usia 2 bulan-5 tahun. (Whaley and Wong; 1991; 1418).

2.    Penyebab
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae,b clamydia trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu ibu.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).

3.    Tanda dan Gejala
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451).
Tanda dan gejala yang muncul ialah:

  1. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,50 C-40,5 0 C
  2. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens,biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
  3. Anoreksia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.
  4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut mengalami sakit.
  5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi virus.
  6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymphadenitis mesenteric.
  7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
  8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
  9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).
4.    Klasifikasi
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:

  1. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing).
  2. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
  3. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
5.    Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :

  1. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
  2. Immunisasi.
  3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
  4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
6.    Penatalaksanaan
a. Medis

  1. Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin dll.
  2. Antibiotik :

  • Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab utama ditujukan pada S.pneumonia, H. influensa dan S. aureus.
  • Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol, Amoksisillin,Ampisillin, Penisillin Prokain, Pnemonia berat : Benzil penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
  • Antibiotik baru lain : Sefalosforin, quinolon dll.
b. Keperawatan
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup, dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan lebih mudah keluar (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 452).
Prinsip perawatan ISPA antara lain :

  1. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari.
  2. Meningkatkan makanan bergizi.
  3. Bila demam beri kompres dan banyak minum.
  4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih.
  5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
  6. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek.
Pengobatan antara lain :
a). Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres,
Bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
b). Mengatasi batuk
1. Tarik napas dalam dan batuk efektif.
Cara napas dalam dan batuk efektif :
1). Ambil napas dalam (melalui hidung)
2). Tahan sejenak ± 5-10 detik, lalu hembuskan pelan-pelan melalui mulut
3). Ulangi cara (1) dan (2) sebanyak 3 X
4). Setelah itu, batukkan dengan keras
5). Jika ada cairan/lendir/sekret yang keluar, langsung buang ke tempat yang sudah disediakan (Sputum Pot atau jika tidak ada boleh menggunakan botol /kaleng /wadah berisi pasir).
6). Berkumur-kumur.
7). Lakukan dengan teratur (minimal 3 x sehari).
2. Ramuan tradisional yaitu jeruk nipis-kecap.
Cara pembuatan larutan jeruk nipis-kecap, yaitu :
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan jeruk nipis-kecap:
1). Beberapa buah jeruk nipis yang masih segar.
2). Setengah sendok teh kecap manis.
3). Satu buah gelas minum ukuran belimbing.
b. Langkah-langkah :
1). Peras jeruk nipis dan tempatkan dalam gelas.
2). Campurkan dengan ½ - 1 sendok kecap manis, aduk rata.
3). Diminum sekali habis, lakukan secara rutin, agar batuknya hilang.
c. Aturan pakai larutan jeruk nipis – kecap adalah:
1). Bagi orang dewasa, minum 3 x 1 sdm larutan tanpa dicampur air.
2). Bagi anak-anak, minumkan larutan 3 x ½ sdm larutan tanpa dicampur air.
3). Bila ingin minum air setelah minum larutan, minumlah air matang yang masih hangat.
4). Bila batuk tidak berkurang, segera periksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
Mengatasi pilek bisa dengan cara inhalasi uap/penguapan sederhana (tradisional)
Carannya :

  1. Persiapkan alat dan bahan (baskom berisi air panas, minyak kayu putih, kain/handuk kering).
  2. Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom dengan perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml (1 gelas) air hangat.
  3. Tempatkan penderita dan campuran tersebut di ruangan tertutup supaya uap  tidaktercampur dengan udara bebas (bisa ditutupi dengan kain/handuk kering).
  4. Hirup uap dari campuran tersebut selama ± 5-10 menit atau penderita sudah merasa lega dengan pernafasannya.
  5. Kontra indikasi : pada balita karena bau minyak penghangat terlalu kuat serta risiko kecelakaan terkena tumpahan air panas.

Daftar Pustaka
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Husodo, Sosro., Sugiyo, Teha. 1985. Penyakit Menular, Cara Pencegahan dan Cara
Pengobatannya. Bandung : Alumni
Ronald. 2006. Obat-obatan Ramuan Tradisional. Bandung : Yrama Widya [diakses 26 Juni 2011]
https://anggorae.blogspot.com/2014/10/satuan-acara-penyuluhan-infeksi-saluran.html


SHARE

Author: verified_user

0 comments: