LAPORAN
PENDAHULUAN
STRUMA
di RUANG ‘KARTINI’
RS DR.
SARDJITO
- JOGJAKARTA
Nama : Feriayu Vitaria
NIM : 201314401011
AKADEMI KEPERAWATAN DIPLOMA III
KAMPUS TERPADU SAKINAH
Jalan
Raya Surabaya – Malang KM 42 Kepulungan
Gempol-Pasuruan
Tahun
Ajaran 2014/2015
LAPORAN PENDAHULUAN
STRUMA
A.
Konsep Medis
1.
Pengertian.
Struma adalah reaksi adaptasi terhadap kekurangan yodium yang ditandai
dengan pembesaran kelenjar tyroid. (Djoko Moelianto, Ilmu Penyakit Dalam,
1993).
Struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh
karena pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan
oleh kurangnya diet iodium yang dibutuhkan untuk produksi hormon tiroid.
Terjadinya pembesaran kelenjar tiroid dikarenakan sebagai usaha meningkatkan
hormon yang dihasilkan.
Struma Nodosa Non Toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara
teknik teraba suatu nodul tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme (Sri
Hartini, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, halaman 757 FKUI, 1987)
2.
Etiologi.
Penyebab Struma antara lain :
a.
Defisiensi iodium
Pada
umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang kondisi air
minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah pegunungan.
b.
Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa
hormon tyroid.
a)
Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi
dalam kol, lobak,kacang kedelai).
b)
Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya
: thiocarbamide, sulfonylurea dan litium).
c.
Hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid.
Pada umumnya
ditemui pada masa pertumbuan, puberitas, menstruasi, kehamilan, laktasi,
menopause, infeksi dan stress lainnya. Dimana menimbulkan nodularitas kelenjar
tiroid serta kelainan arseitektur yang dapat bekelanjutan dengan berkurangnya
aliran darah didaerah tersebut.
3.
Tanda Dan
Gejala
Jika
struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan
pada respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan.
Peningkatan simaptis seperti; jantung menjadi berdebar-debar, gelisah, berkeringat,
tidak tahan cuaca dingin, diare, gemetar, dan kelelahan.
4.
Manifestasi Klinis.
a.
Pemebengkakan secara berlebihan pada leher.
b.
Batuk kaena pipa udara (tractea) terdesak kesisi lain.
c.
Kesulitan menelan (nyeri saat menelan).
d.
Kesulitan dalam bernafas dan suara bising pada waktu
bernafas.
e.
Suara parau karena tekanan pada saraf suara (Jhon
Of Knight. 1993, Wanita Ciptaan Ajaib,
halaman 360 percetakan Advent Indonesia, Bandung).
5.
Patofisiologi.
Defisiensi
iodium
|
![]() |
Penyakit
Graves
|
![]() |
Multinodular
Gondok
|
![]() |
![]() |
![]() ![]() |
![]() |
![]() ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
|
Hipotiroid
|
![]() |
Nodul
berkembang
|
||
![]() ![]() |
![]() ![]() |
|||
![]() |
||||
![]() |
![]() |
|||
![]() |
||||
![]() |
![]() |
![]() |
||
Menekan
esophagus
|
![]() ![]() |
Pembesaran
tampak diluar
|
||
![]() ![]() |
![]() |
![]() |
||
Nutrisi
kurang dr kebutuhan
|
Pola nafas
tdk efektif
|
![]() |
6.
Klasifikasi Struma
1.
Berdasarkan
fisiologisnya :
a.
Eutiroid : aktivitas kelenjar tiroid normal
b.
Hipotiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang kurang
dari normal
c.
Hipertiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang
berlebihan
2.
Berdasarkan
klinisnya :
a. Non-Toksik
(eutiroid dan hipotiroid)
· Difusa :
endemik goiter, gravida
· Nodusa : neoplasma
b. Toksik
(hipertiroid)
· Difusa
: grave, tirotoksikosis primer
· Nodusa : tirotoksikosis
skunder
3.
Berdasarkan
morfologinya :
a.
Struma
Hyperplastica Diffusa
Suatu stadium hiperplasi akibat kekurangan iodine
(baik absolut ataupun relatif).Defisiensi iodine dengan kebutuhan excessive
biasanya terjadi selama pubertas, pertumbuhan, laktasi dan kehamilan. Karena
kurang iodine kelenjar menjadi hiperplasi untuk menghasilkan tiroksin dalam
jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan supply iodine yang
terbatas. Sehingga terdapat vesikel pucat dengan sel epitel kolumner
tinggi dan koloid pucat. Vaskularisasi kelenjar juga akan bertambah. Jika
iodine menjadi adekuat kembali (diberikan iodine atau kebutuhannya menurun)
akan terjadi perubahan di dalam struma koloides atau kelenjar akan menjadi fase
istirahat.
b.
Struma
Colloides Diffusa
Ini disebabkan karena involusi vesikel tiroid. Bila
kebutuhan excessive akan tiroksin oleh karena kebutuhan yang fisiologis (misal,
pubertas, laktasi, kehamilan, stress, dsb.) atau defisiensi iodine telah
terbantu melalui hiperplasi, kelenjar akan kembali normal dengan mengalami
involusi. Sebagai hasil vesikel distensi dengan koloid dan ukuran kelenjar
membesar.
c.
Struma
Nodular
Biasanya terjadi pada usia 30 tahun
atau lebih yang merupakan sequelae dari struma colloides. Struma noduler
dimungkinkan sebagai akibat kebutuhan excessive yang lama dari tiroksin. Ada
gangguan berulang dari hiperplasi tiroid dan involusi pada masing-masing
periode kehamilan, laktasi, dan emosional (fase kebutuhan). Sehingga terdapat
daerah hiperinvolusi, daerah hiperplasi dan daerah kelenjar normal. Ada daerah
nodul hiperplasi dan juga pembentukan nodul dari jaringan tiroid yang
hiperinvolusi.
7.
Pemeriksaan Diagnostik.
a.
Pemeriksaan sidik tiroid.
Berfungsi untuk melihat teraan ukuran, bentuk lokal
dan yang bermasalah. Fungsi bagian-bagian
tiroid.
b.
Pemeriksaan Ultrasonografi.
Berfungsi untuk melihat beberapa bentuk kelainan
dan konsistensinya.
c.
Biopsi Aspirasi Jarum halus.
d.
Termografi adalah suatu metode pemeriksaan
berdasarkan pengukuran suhu kulit pada
suatu tempat.
e.
Penanda tumor berfungsi untuk mengukur peninggian
tiroglobulin kadar tg serum normal antara 1,5-30 nymle.
f.
X Ray (foto leher).
8.
Penatalaksanaan Medik.
a.
Konservatif/medikamentosa
1.
Indikasi :
·
Usia tua
·
Pasien sangat awal
·
Rekurensi pasca bedah
·
Pada persiapan operasi
·
Struma residif
·
Pada kehamilan, misalnya pada trimester ke-3
2.
Struma non toksik : iodium, ekstrak tiroid
20-30 mg/dl
3.
Struma toksik :
·
Bed rest
·
PTU 100-200 mg (propilthiouracil)
Merupakan obat anti-tiroid, dimana
bekerjanya dengan prevensi pada sintesis dan akhir dari tiroksin. Obat ini
bekerja mencegah produksi tiroksin (T4). Diberikan dosis 3x 100 mg/hari tiap 8
jam sampai tercapai eutiroid. Bila menjadi eutiroid dilanjutkan dengan
dosis maintenance 2 x 5 mg/hari selama 12-18 bulan.
·
Lugol 5 – 10 tetes
Obat ini membantu mengubah menjadi tiroksin dan
mengurangi vaskularisasi serta kerapuhan kelenjar tiroid. Digunakan 10-21 hari
sebelum operasi. Namun sekarang tidak digunakan lagi, oleh karena propanolol
lebih baik dalam mengurangi vaskularisasi dan kerapuhan kelenjar. Dosis 3 x
5-10 mg/hari selama 14 hari.
·
Iodium (I131)
b.
Radioterapi
Menggunakan I131, biasanya diberikan pada pasien yang
telah diterapi dengan obat anti-tiroid dan telah menjadi eutiroid. Indikasi
radioterapi adalah pasien pada awal penyakit atau pasien dengan resiko tinggi
untuk operasi dan untuk pasien dengan hipotiroid rekuren. Radioterapi merupakan
kontraindikasi bagi wanita hamil dan anak-anak.
c.
Operatif
a.
Isthmulobectomy , mengangkat isthmus
b.
Lobectomy, mengangkat satu lobus, bila subtotal
sisa 3 gram
c.
Tiroidectomi total, semua kelenjar tiroid
diangkat
d.
Tiroidectomy subtotal bilateral, mengangkat sebagian
lobus kanan dan sebagian kiri.
e.
Near total tiroidectomi, isthmulobectomy dextra dan
lobectomy subtotal sinistra dan sebaliknya.
f.
RND (Radical Neck Dissection), mengangkat seluruh
jaringan limfoid pada leher sisi yang bersangkutan dengan menyertakan n.
accessories, v. jugularis eksterna dan interna, m. sternocleidomastoideus dan
m. omohyoideus serta kelenjar ludah submandibularis.
B.
Konsep Asuhan Keperawatan
1.
PENGKAJIAN
a.
Anamnese
1.
Identifikasi
klien.
2.
Keluhan
utama klien.
3.
Riwayat
penyakit sekarang
4.
Riwayat
penyakit dahulu
5.
Riwayat
kesehatan keluarga
6.
Riwayat
psikososial
b. Pemeriksaan
fisik
1.
Keadaan
umum
2.
Kepala
dan leher
3.
Sistim
pernafasan
4.
Sistim
Neurologi
5.
Sistim
gastrointestinal
6.
Aktivitas/istirahat
7.
Eliminasi
8.
Integritas
ego
9.
Makanan/cairan
10.
Seksualitas
c. Pemeriksaan
penunjang
1.
Pemeriksaan
penunjang
o
Human
thyrologlobulin( untuk keganasan thyroid)
o
Kadar
T3, T4
Nilai normal T3=0,6-2,0 , T4= 4,6-11
o
Darah
rutin
o
Endo
Crinologiie minimal tiga hari berturut turut (BMR) nilai normal antara –10s/d
+15
o
Kadar
calsitoxin (hanya pada pebnderita tg dicurigai carsinoma meduler).
2.
Pemeriksaan
radiologis
o
Dilakukan
foto thorak posterior anterior
o Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan
metode soft tissu technig
o
Esofagogram
bila dicurigai adanya infiltrasi ke osofagus.
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
obstruksi trakheofaringeal yang ditandai dengan sesak nafas, pernafasan cuping
hidung sampai dengan sianosis.
2. Gangguan komunikasi verbal sehubungan dengan nyeri,
kerusakan nervus laringeal yang ditandai dengan klien sulit berbicara dan hilang
suara.
3.
Gangguan
rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan dampak pembedahan, udema otot,
terputusnya jaringan syaraf, yang ditandai ekspresi wajah tampak tegang.
3.
INTERVENSI
1. Melakukan
BHSP
R/menjalin hubungan saling percaya
dan kerjasama antara perawat ,pasien dan keluarga pasien
2. Menjelaskan
tentang penyebab penyakit pada pasien
R/agar pasien mengetahui tentang
penyakit yang diderita
3. Atur posisi semifowler
R/memberikan posisi kenyamanan
4. Monitor pernafasan dan kedalaman dan kecepatan nafas
R/ Mengetahui perkembangan dari gangguan pernafasan
5. Bantu klien dengan teknik nafas dan batuk efektif
R/nafas dalam akan menfasilitasi
pengembangan maksimum paru-paru/saluran udara kecil
6.
Observasi
kemungkinan adanya stridor, sianosis
R/Indikasi adanya sumbatan pada trakhea atau laring
7. Melakukan
suction atas indikasi
R/menstimulasi batuk/pemberian
saluran nafas secara mekanis
8. Kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan dan terapi
R/untuk mempercepat proses
penyembuhan px
Daftar
Pustaka
Carpenito
L Y, 2001, Hand Book of Nursing Diagnosis, Edisi 8, EGC : Jakarta
Doengoes,
dkk, 2000, Nursing Care Plans : Guideline For Planning And Dokumentating Care. EGC : Jakarta.
Hidayat,
Syamat, dkk, 1997. Edisi Revisi Buku Ilmu Ajar Bedah,EGC : Jakarta.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA
PASIEN STRUMA
A.
DATA
PENGKAJIAN
1.
Biodata
a) Identitas
klien
Nama : Ny “M”
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Suku/Kebangsaan : Jawa/ Indonesia
Nama : Ny “M”
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Suku/Kebangsaan : Jawa/ Indonesia
Tanggal MRS : 10 agustus 2010
Jam MRS : 09.00 WIB
Tgl
pengkajian : 11 agustus 2010
Jam
pengkajian : 07.00 WIB
Alamat : Cokrokusuma Baru Yogyakarta
Dx medis : Struma
Alamat : Cokrokusuma Baru Yogyakarta
Dx medis : Struma
b) Identitas
Penanggung Jawab
Nama : Tn “A”
Usia : 45 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Cokrokusuman Baru Yogyakarta
Hubungan dengan px : Suami Klien
Nama : Tn “A”
Usia : 45 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Cokrokusuman Baru Yogyakarta
Hubungan dengan px : Suami Klien
2.
Riwayat
kesehatan
a)
Keluhan
Utama
Klien mengatakan sulit
bernapas dan menelan, dan suaranya serak
b)
Riwayat
Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan sulit
bernapas dan menelan, dan suaranya serak ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit, kemudian
di bawa ke RS Dr. Sardjito dan setelah
diperiksa ternyata di diagnosa struma
c)
Riwayat
Penyakit Dahulu
Klien mengatakan
sebelumnya belum pernah di rawat di rumah sakit. Klien mengatakan tidak
memiliki riwayat penyakit maag dan stroke. Klien mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit jantung, paru, ginjal, DM, hepatitis dan asma.
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit serupa dengan klien. Klien
mengatakan keluarganya tidak ada yang sakit asma, jantung, gagal ginjal, paru,
stroke, serta gagal ginjal .
3.
Pola
Kebiasaan Klien
a). Pola Nutrisi
a). Pola Nutrisi
Sebelum
sakit : Klien mengatakan makan 3 kali per hari dengan
menu nasi, sayur, dan lauk pauk dengan porsi sedang setengah piring . Klien
mengatakan tidak ada pantangan untuk makan segala macam buah. Klien mengatakan
tidak ada kesulitan untuk menelan. Minum 1600cc per hari, air putih kadang susu
Selama sakit : Klien mengatakan selama sakit makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit, dan mengalami kesulitan menelan bila makan makanan yang keras ,minum 1600cc per hari. Klien mengatakan tiak ada perubahan pada pola minum klien
b). Pola Eliminasi :
Selama sakit : Klien mengatakan selama sakit makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit, dan mengalami kesulitan menelan bila makan makanan yang keras ,minum 1600cc per hari. Klien mengatakan tiak ada perubahan pada pola minum klien
b). Pola Eliminasi :
Sebelum sakit
: Klien mengatakan BAB 1 kali sehari sebanyak 300cc dengan konsistensi lembek
dan berwarna coklat. Klien mengatakan BAK 900cc per hari dengan warna kuning
dan berbau amoniak. Klien mengatakan tidak ada kesulitan untuk BAB maupun BAK
Selama sakit :
Klien mengatakan selama sakit tidak ada perubahan pada pola BAB dan BAK. Setiap
sehari sekali klien BAB sebanyak 300cc dan BAK sehari 900cc-1050cc. Klien
mengatakan tidak ada kesulitan untuk BAB maupun BAK.
c). Pola Istirahat dan tidur:
c). Pola Istirahat dan tidur:
Sebelum sakit
: Klien mengatakan tidak ada gangguan dengan tidurnya ± 6 jam/hari
Selama sakit : Klien mengatakan selama sakit tidur malam 4-5 jam. Karenya nyeri pada tenggorokan
Selama sakit : Klien mengatakan selama sakit tidur malam 4-5 jam. Karenya nyeri pada tenggorokan
d). Pola
Aktivitas dan Latihan :
Sebelum sakit
: klien mengatakan dapat melakukan semua aktivitas sendiri dengan normal tanpa
bantuan orang lain
Selama sakit
: Klien mengatakan hanya saja klien mengurangi aktivitas yang dirasa klien
memberatkan dan membuat klien lelah, karena selama sakit klien menjadi mudak
kecapean.
e). Pola
Kebersihan Diri :
Sebelum sakit
: Klien mengatakan mandi 3x sehari. gosok gigi 3x sehari tanpa bantuan orang
lain
Selama sakit :
hanya di seka pagi dan sore oleh keluarganya
f). Pengkajian
psiko-sosial-spiritual :
Hubungan interpersonal
Klien mengatakan hubungan dengan anak, suaminya dan
keluarga baik dan jika ada masalah, klien bercerita pada suaminya. Klien sangat
kooperatif dengan perawat yang ada di Poliklinik Penyakit Dalam RS Dr. Sarjito.
4.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan
Umum : cukup
Kesadaran : Compos mentis
Kesadaran : Compos mentis
GCS :
456
Tanda-Tanda Vital :
N : 94 x/ menit
TD : 120/70 mmHg
R : 24 x/ menit
S : 36,8 ºC
Tanda-Tanda Vital :
N : 94 x/ menit
TD : 120/70 mmHg
R : 24 x/ menit
S : 36,8 ºC
2. Kepala
Bentuk kepala :
simetris
Kulit kepala :
tidak ada luka, tidak ada benjolan.
Mata :
konjungtiva anemis, pupil isokor, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif dan
terdapat lingkar hitam disekitar mata.
Hidung : tidak
terdapat secret, fungsi pembauan baik
Mulut : membran
mukosa kering, mulut tampak bersih, gigi lengkap tampak sedikit kuning
3. Leher
Pada leher ada
nyeri tekan dan ada pembesaran kelenjar tiroid. Perbesaran kelenjar tiroid
dengan diameter 2 cm. Struma klien pada kalasifikasi Grade 1 dimana teraba dan
terlihat saat kepala ditengadahkan.
4.
Kulit
Kulit klien kering, tidak pucat, tidak ada kemerahan. Turgor kulit elastic, dan kulit klien berwarna sawo matang. Kulit klien teraba teraba hangat.
Kulit klien kering, tidak pucat, tidak ada kemerahan. Turgor kulit elastic, dan kulit klien berwarna sawo matang. Kulit klien teraba teraba hangat.
5.
Dada
Inspeksi : Dada simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi,tidak ada benjolan permukaan dada rata, kulit dada berwarna coklat.
Inspeksi : Dada simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi,tidak ada benjolan permukaan dada rata, kulit dada berwarna coklat.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada dada klien
dan tidak terdapat benjolan.
Perkusi : Terdengar suara redup di interkosta 5
Auskultasi :
Tidak terdengar bunyi ronchi dan terdengar bunyi S1,2
6.
Abdomen
Inspeksi : Perut klien terlihat rata, simetris antara bagian dekstra dan sinistra, tidak ada lesi, tidak terdapat benjolan pada abdomen klien
Inspeksi : Perut klien terlihat rata, simetris antara bagian dekstra dan sinistra, tidak ada lesi, tidak terdapat benjolan pada abdomen klien
Auskultasi :
Terdengar bising usus 20x/mnt di kanan atas.
Perkusi : Terdengar suara timpani di kuadran kiri
atas. Terdengar suara redup pada kuadran kanan dan kiri bawah
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba
masa. pada perut klien
7.
Ekstremitas
a) Atas :
a) Atas :
Simetris, tidak
ada edema, turgor kulit elastis, tidak terdapat bekas luka pada tangan klien
dan tidak ada kemerahan pada tangan klien.
b) Bawah :
Simetris, tidak
terdapat edema pada kaki klien , tugor kulit elastis, tidak terdapat bekas luka
pada kaki klien. Kulit klien terlihat kering dan berwarna sawo matang.
5.
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan tanggal 10 Agustus
2010
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1. T3 1.03 0.15-1.65
2. T4 87.8 45-120
3. h-TSH 0.145 0.47-5.01
4. f T4 12.3 7.1-18.5
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1. T3 1.03 0.15-1.65
2. T4 87.8 45-120
3. h-TSH 0.145 0.47-5.01
4. f T4 12.3 7.1-18.5
6.
Penatalaksanaan
1. Sohobion 1x1 gr
2. Propanol 1x10 gr
3. PTU 1x100 gr
2. Propanol 1x10 gr
3. PTU 1x100 gr
B.
Analisa
Data
Nama Pasien : Ny M
Nama Pasien : Ny M
Umur
: 43 th
No.Registrasi
: 8081
No
|
Data penunjang
|
problem
|
etiologi
|
1
|
DS:
-
Pasien
mengeluh sulit bernapas dan menelan dan suaranya serak
DO:
Kesadaran : composmentis
K/u : cukup
GCS : 456
Pemeriksaan fisik pada leher bawah
kanan ditemukan adanya pembengkakan (massa) lebih dari satu.
-
TTV:
N : 94 x/ menit
TD : 120/70 mmHg R : 24 x/ menit S : 36,8 ºC
-
Pasien
terlihat menggunakan alat bantu nafas: cuping hidung
-
Pemeriksaan
lab:
1. T3 1.03 0.15-1.65
2. T4 87.8 45-120 3. h-TSH 0.145 0.47-5.01 4. f T4 12.3 7.1-18.5
-
Stridor
|
Ketidak
efektifan pola nafas
|
Adanya
obstruksi trakkeofaringeal
|
C.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nama
Pasien : Ny M
Umur
: 43 Th
No.Regristasi
: 8081
No
|
Tgl muncul
|
Diagnose keperawatan
|
Tgl teratasi
|
1
|
10 -8-
2010
|
Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya
obstruksi trakkeofaringeal
|
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Nama
Pasien : Ny M
Umur
: 43 Th
No.Regristasi
: 8081
No Dx
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam diharapkan pola nafas pasien
efektif:
RR=
16-20x/ menit Kedalaman inspirasi dan kedalaman bernafas Ekspansi dada
simetris Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
|
1. Melekukan
BHSP
2. Menjelaskan
tentang penyebab penyakit pada pasien
3. Atur posisi semifowler
4. Monitor pernafasan dan kedalaman dan kecepatan nafas
5. Bantu klien dengan teknik nafas dan batuk efektif
6.
Observasi kemungkinan adanya stridor, sianosis
7. Melakukan
suction atas indikasi
8. Kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan dan terapi
|
1. R/menjalin
hubungan saling percaya dan kerjasama antara perawat ,pasien dan keluarga
pasien
2. R/agar
pasien mengetahui tentang penyakit yang diderita
3. R/memberikan
posisi kenyamanan
4. R/ Mengetahui perkembangan dari gangguan pernafasan
5. R/nafas
dalam akan menfasilitasi pengembangan maksimum paru-paru/saluran udara kecil
6.
R/Indikasi adanya sumbatan pada trakhea atau laring
7. R/menstimulasi
batuk/pemberian saluran nafas secara mekanis
8. R/untuk
mempercepat proses penyembuhan px
|
IMPLEMENTASI
No Dx
|
Tgl
|
Jam
|
Implementasi
|
Respon klien
|
TTd
|
1
|
11 – 8 –
2010
|
07.30 WIB
07.45 WIB
08.00 WIB
08.30 WIB
11.00 WIB
11.30 WIB
12.00 WIB
12.15 WIB
13.30 WIB
|
Melakukan
BHSP dengan cara memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
Menjelaskan
tentang penyebab penyakit pada pasien
Mengatur
posisi px semifowler
Mengobservasi
TTV:
N : 94 x/ menit
TD : 120/70 mmHg R : 24 x/ menit S : 36,8 ºC
Memonitor pernafasan dan kedalaman dan kecepatan nafas
Menbantu klien dengan teknik nafas dan batuk efektif
Mengobservasi kemungkinan adanya stridor, sianosis
Melakukan
suction
Melakukan
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan dan terapi
1.
Sohobion 1x1 gr
2. Propanol 1x10 gr 3. PTU 1x100 gr |
EVALUASI
Nama Pasien : Ny M
Umur : 43 Th
No.Regristasi
: 8081
No
|
Tanggal
|
Evaluasi
|
1.
|
11 – 8 – 2010
|
S :Klien
mengatakan sulit bernapas dan menelan, dan suaranya serak
O : Kesadaran : composmentis
K/u : cukup
GCS : 456
Pemeriksaan fisik pada leher bawah kanan ditemukan
adanya pembengkakan (massa) lebih dari satu.
TTV:
N :
94 x/ menit
TD : 120/70 mmHg R : 24 x/ menit S : 36,8 ºC
-
Pasien
terlihat menggunakan alat bantu nafas: cuping hidung
-
Pemeriksaan
lab:
1. T3 1.03 0.15-1.65
2. T4 87.8 45-120 3. h-TSH 0.145 0.47-5.01 4. f T4 12.3 7.1-18.5
-
Stridor
A :
Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan intervensi 4,5,6,7,8
|
2
|
12 – 8 – 2010
|
S :Klien
mengatakan kesulitan bernafas dan menelannya suda berkurang
O : Kesadaran : composmentis
K/u : baik
GCS : 456
TTV:
N :
92 x/ menit
TD : 120/80 mmHg R : 24 x/ menit S : 36,5 ºC
-
Pemeriksaan
lab:
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan intervensi 4,5,6,7,8
|
0 comments: