Monday, April 13, 2015

Askep Pneumonia

SHARE

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN

“PNEUMONIA”
















DISUSUN OLEH :

1.    FERIAYU VITARIA

2.    WIWIN ANDAYANI




KAMPUS TERPADU SAKINAH 2014

Kepulungan – Gempol



LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN PNEUMONIA

1.    DEFINISI
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikandengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli.(Axton & Fugate, 1993).
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat.Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi dan darah dialirkan kesekitar alveoli yang tidak berfungsi. Hipoksemia dapat terjadi tergantung banyaknya jaringan paru-paru yang sakit  ( Doenges & Moorhouse, 2000 : 67 )
Pneumonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya invasi agen infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran trakeobrokialis sehingga flora endogen yang normal berubah menjadi patogen ketika memasuki saluran jalan nafas (Engram ,1998).
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri; merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita (Said 2007).

2.  Etiologi, Tanda, dan Gejala

Jenis pneumonia
Etiologi
Faktor resiko
Tanda dan gejala
Sindroma tipikal
·  Sreptococcus pneumonia tanpa penyulit
·  Sterptococcus pneumonia dengan penyulit
· Sicklo cell diseases
·   Hipogammaglobulinemia
·   Multipel mieloma
·      Onset mendadak dingin, mengigil, demam (39-40°C)
·      Nyeri dada pleuritis
·      Batuk produktif, sputum hijau dan puluren serta mungkin mengandung bercak darah. Terkadang hidung kemerahan.
·      Reaksi interkostal, penggunaan otot aksesorius, dan bisa timbul sianosis.

Sindroma atipik
·  Haemophilus influenzae
·  Staphilococcus aureus
·     Usia tua
·     COPD
·     Flu
·   Onset bertahap dalam 3-5 hari
·   Malaise, nyeri kepala,nyeri tenggorokan, dan batuk kering.
·   Nyeri dada karena batuk
· Mycoplasma pneumonia
· Virus patogen
·     Anak-anak
·     Dewasa muda
Aspirasi
· Aaspirasi basil gram negatif, klebsiela, pseudomonas, enterobacter, escherchia proteus, basil gram positif Starfilococcus
· Aspirasi asam lambung
·   Alkoholismedebilitas
·   Perawatan (misal infeksi nosokimial).
·   Gangguan kesadaran
·   Pada kuman anaerob campuran, mulanya onset perlahan
·   Demam rendah, batuk
·   Produksi sputum/bau busuk
·   Foto dada terlihat jaringan interstitial tergantung bagian yang parunya yang terkena.
·   Infeksi gram negatif atau positif
·   Gambaran klinik mungkin sama dengan pneumonia klasik.
·   Disters respirasi mendadak, dispnea berat, sianosis, batuk, hipoksemia,dan di ikuti tanda infeksi sekunder
Hematogen
· Terjadi bila kuman patogen menyebar ke paru-paru melalui aliran darah, seperti pada kuman stafilococcus, E. Coli, anaerob enteritik
·     Kateter IV yang terinfeksi
·     Endokarditis
·     Drug abuse
·     Abses intraabdomen
·     Pielonefritis
·     Empiema kandung kemih
·   Gejala pulmonaltimbul minimal di banding gejala septikemi
·   Batuk nonproduktif dan nyeri pleuritik sama seperti yang terjadipada emboli paru



3.      PATOFISIOLOGI 

Ada sumber infeksi di saluran pernafasan


Obstruksi mekanik saluran pernafasan karena Aspirasi bekuan darah,pus, bagian gigi yang Menyumbat Makanan dan tumor bronkus

daya tahan saluran pernafasa yang terganggu

Aspirasi bakteri berulang




Peradangan pada bronkus menyebar keparenkim paru




Terjadi konsolidasi dan pengisianrongga alveoli oleh eksudat


 


·           Edema trakial/faringeal
·           Peningkatan produksi secret

Penurunan jaringan efektif paru dan kerusakan membrane alveolar-kapiler
Reaksi sistemis, bakterimia/viremia, anoreksia, demam,mual,penurunan BB, dan kelemahan
·           Batuk produktif
·           Sesak nafas
·           Penurunan kemampuan batuk efektif


 


·           Ketidak efektifan jalan nafas
Sesak nafas, penggunaan otot bantu nafas, pola nafas tidak efektif


 


· Gangguan pertukaran gas
·       Peningkatan laju metabolism umum,
·       Intake nutrisi tdk adekuat
·       Tubuh makin kurus
·       Ketergantungan aktifitas sehari-hari
·       Kurangnya pemenuhan istirahat dan tidur
·       Kecemasan
·       Pemenuhan informasi




·       Peruhaban pemenuhan gizi kurang dr kebutuhan
·       Gangguan aktivitas
·       Gangguan istirahat dan tidur
·       Kecemasan
·       Ketidaktahuan pemenuhan informasi
hipertermi





4.    PENATALAKSANAAN MEDIS
1.      Pemberian antibiotic
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bias diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.seperti: penicillin, cephalosporin.
2.      Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
3.      Pemberian antipiretik, analgetik, bronchodilator
4.      Pemberian O2
5.      Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.

5.    PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan untuk  pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
1.    Oksigen 1-2 L/menit.
2.    IVFD dekstrose 10 % :NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan.
3.    Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
4.    Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
5.    Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
6.    Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
7.    Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :

Untuk kasus pneumonia community base :
1.    Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
2.    Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital base :
1.    Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
2.    Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian Keperawatan
1.      Biodata
Pneumonia lobularis sering terjadi secara primer pada orang dewasa, Ketika seorang dewasa mempunyai penyakit bronkopneumonia, kemungkanan besar ada penyakit yang mendahuluinya.
Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri ( yang tersering yaitu bakteri streptococcus pneumoniae pneumococcus), Pneumonia sering kali menjadi infeksi terakhir( sekunder) pada orang tua dan orang yang lemah akibat penyakit tertentu.

2.      Riwayat kesehatan
Ø  Keluhan utama dan riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama yang sering timbul pada klien pneumonia adalah adanya awitan yang ditandai dengan keluhan mengigil, demam ≥ 40°C, nyeri pleuritik, batuk, sputum berwarna seperti karat, takipnea terutama setelah adanya konsilidasi paru.
Ø  Riwayat kesehatan masa lalu
Pneumonia sering kali timbul setelah infeksi saluran nafas atas ( infeksi pada hidung dan tenggorokan). Resiko tinggi timbul pada klien dengan riwayat alkoholik, post – operasi, infeksi pernafasan, dan klien dengan imonosupresi ( kelemahan dalam sistem imun). Hampir 60% dari klien kritis di ICU dapat menderita pneumonia dan 50% (separuhnya) akan meninggal.

3.      Pemeriksaan fisik
Presentasi bervariasi bergantung pada etiologi, usia dan keadaan klinis ( Sudoyo,2006).
o   Awitan akut biasanya oleh kuman patogen seperti S. Pneumoniae, sterptococcus spp,dan Staphylococcus.
o   Awitan yang tidak terlihat dan ringan pada orang tua atau orang dengan penurunan imunitas akibat kuman yang kurang patogen atau opertunistik.
o   Tanda-tanda fisik pada pneumonia klasik yang biasa di jumpai adalah deman, sesak napas, tanda-tanda konsilidasi paru ( ronki nyaring serta suara pernapasan brokial.
o   Ronki basah dan gesekan pleura dapat terdengar di atas jaringan yang terserang karena eksudat dan fibrin dalam alveolus.


4.      Pemeriksaan diagnostik
a.    Foto rontgen dada (chest x-ray): teridentifikasi penyebaran, misalnya lobus, bronkial; dapat juga menunjukan multipel abses atau infiltrat,empiema ( staphylococcus ); penyebaran atau lokasi infiltrasi ( bakterial ) ; atau penyebaran ekstensif nodul infiltrat ( sering kali viral ) ; pada pneumonia mycoplasma, gambaran chest x- ray mungkin bersih.
b.    ABGs / pulse oximetry: abnormalitas mungkin timbul bergantung pada luasnya perusakan paru .
c.    Kultur sputum dan darah atau gram stain: di dapatkan dengan needle boipsy, transtracheal aspiration, fiberopticf bronchoscopy atau biopsi paru terbuka untuk mengeluarkan organisme penyebab. Akan di dapatkan lebih dari satu jenis kuman, seperti diplococcus pneumoniae, staphylococcus aureus, A hemolitik steapthococcus dan haemophilus influenzae.
d.   Hitung darah lengkap/ complete blood count ( CBC ): leukositosis biasanya timbul, meskipun nialai SDP rendah pada infeksi virus.
e.    Tes serologik: membantu membedakan diagnosis pada organisme secara spesifik.
f.     Laju endap darah ( LED ): meningkat.
g.    Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun ( kongesti dan kolaps alveolar ), tekanan saluran udara meningkat, compliance menurun, dan akhirnya dapat terjadi hipoksemia.
h.    Elektrolit: sodium dan klorida mungkin rendah.
i.      Bilirubin

5.         PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses)
2.      Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semua organisme yang ada
3.      Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus
4.      Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
5.      Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
6.      Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
7.      Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing

6.             PENATALAKSANAAN
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal
itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya:
1.      Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
2.      Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
3.      Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.
4.      Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda
5.      Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
6.      Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup.

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.    Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
2.    Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah.
3.    Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen

3.      INTERVENSI
1.    Melakukan BHSP
R/menjalin hubungan saling percaya dan kerjasama antara perawat ,pasien dan keluarga pasien
2.    Menjelaskan tentang penyebab penyakit pada pasien
R/agar pasien mengetahui tentang penyakit yang diderita
3.    Mengkaji jumlah/kedalaman dan pernafasan dan pergerakan dada
R/melakukan evaluasi awal untuk melihat kemajuan dari hasil intervensi yang telah dilakukan
4.    Membantu px dalam melakukan latihan nafas dalam
R/nafas dalam akan menfasilitasi pengembangan maksimum paru-paru/saluran udara kecil
5.    Melakukan suction atas indikasi
R/menstimulasi batuk/pemberian saluran nafas secara mekanis
6.    Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan dan terapi
R/untuk mempercepat proses penyembuhan px


DAFTAR PUSTAKA

1.            Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta
2.            Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.
3.            Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC,Jakarta.
4.            Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKU


























ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN PNEUMONIA

A.      Pengkajian
I.          Biodata
1)         Identitas klien
Nama                           : “An.R”
Umur                           : 7 bulan
Jenis kelamin               : Laki – laki
Alamat                        : Jl R.A. Kartini
Tanggal MRS              : 28 agustus 2014
Jam MRS                    : 09.00 WIB
Tgl pengkajian : 28 agustus 2014
Jam pengkajian            : 10.00 WIB
Diagnosa medis           : Pneumonia
No. Registrasi             : 7544
2)      Identitas orang tua


Ayah
Nama               : “Tn.N”
Umur               : 28 Thn
Pendidikan      : SD
Pekerjaan         : Supir mobil
Agama             : Islam
Alamat            : Jl R.A. Kartini
Ibu
Nama               : “Ny.M”
Umur               : 24 Thn
Pendidikan      : SMP
Pekerjaan         : Ibu Rumah Tangga
Agama             : Islam
Alamat            : Jl R.A. Kartini



II.        Keluhan utama/ alasan kunjungan
Orang tua mengatakan anaknya sesak nafas ± 3 hari yang lalu, batuk berlendir,  dan beringus
III.       Riwayat kesehatan
1)      Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus



2)      Riwayat kesehatan masa lalu
a.       Prenatal care
1.            Pemeriksaan kehamilan: 5kali
2.            Keluhan selama hamil: tidak ada keluhan
3.            Riwayat terkena sinar dan terapi obat: tidak ada
4.            kenaikan berat badan selama hamil: lupa
5.            Imunisasi TT: 2kali
6.            Golongan darah ayah: tidak tahu
7.            Golongan darah ibu: B
b.      Natal
1.            Tempat melahirkan:di rumah
2.            Lama dan jenis persalinan:spontan
3.            Penolong persalinan:bidan
4.            Cara memudahkan persalinan:tidak ada
5.            Obat perangsang:tidak ada
6.            Komplikasi waktu lahir:tidak ada
c.       Post natal
1.            Kondisi bayi – BBL: 2,8 kg
PBL: 50 cm
2.            Bayi kemerahan setelah lahir,tidak ada cianosis
“untuk semua usia”
d.      Penyakit yang pernah dialami:demam
e.       Kecelakaan yamg pernah dialami:tidak ada
f.       Tidak pernah dioperasi dan dirawat dirumah sakit sebelumnya
g.      Alergi makanan obat-obatan tidak ada
h.      Komsumsi obat-obatan bebas jika sakit:tidak pernah
i.        Perkembangan anak disebandingkan dengan anak yang lainnya sama
3)      Riwayat kesehatan keluarga
Orangtua mengatakan anggota keluarga ada yang batuk-batuk yang disertai darah, yaitu nenek yang tinggal serumah dengan klien. Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti diabetes melitus.




IV.       Riwayat Imunisasi

No.
Jenis Imunisasi
Waktu Pemberian
Reaksi Setelah Pemberian
1
2
3
4
5
BCG
DPT(I,II.III)
POLIO(I.II.III.IV)
CAMPAK
HEPATITIS(I,II,III)
1bulan
2bln,3bln.4bln
2bln.3bln.4bln,6bln
9bulan (belum dilakukan)
2bln,3bln,4bln
Demam
Tidak ada
Tidak ada
Tiak ada
-

V.        Riwayat tumbuh kembang
1.      Pertumbuhan fisik
a.    Berat badan baru lahir :2,8 kg
b.    Panjang badan: 50 cm
2.      Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat
a.    Berguling :4bulan
b.    duduk :6 bulan
c.    merangkak :7bulan
d.   senyum kepada orang lain pertama kali:2bulan
e.    bicara pertama kali:1bulan
f.     berpakaian tanpa bantuan orang lain:belum bisa

VI.       Riwayat nutrisi
1.      Pemberian asi
a.    Pertama kali disusui:1minggu setelah bayi lahir
b.    cara pemberian:setiap kali bayi menangis
2.      Pola perubahan nutrisi tiap tahapan sampai nutrisi saat ini
usia  0 – 6 bulan: ASI
usia 7 bulan :  ASI + bubur beras merah

VII.     Riwayat psikososial
1.      Anak tunggal
2.      lingkungan berada di kota
3.      rumah dekat dengan masjid
4.      tidak ada tempat bermain
5.      tidak punya kamar sendiri
6.      ada tangga yang berbahaya
7.      anak tidak punya ruang bermain
8.      hubungan antara anggota keluarga harmonis
9.      pengasuh anak adalah ibunya sendiri

VIII.    Riwayat spiritual
Support sistem dalam keluarga: Orang tua klien selalu berdoa agar klien cepat sembuh dan diberikan umur yang panjang oleh Allah SWT.

IX.       Reaksi hospitalisasi
1.      Pemahaman tengtang keluarga dan rawat inap
a)      Mengapa ibu membawa anaknya kerumah sakit: karena panik melihat anaknya
b)      Apakah dokter menceritakan keadaan anaknya: iya
c)      Perasaan orang tua pada saat ini: takut,cemas dan kwatir
2.      Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Klien belum mampu mengatakan mengapa ia berada di rumah sakit, klien hanya mampu menangis bila ada orang lain yang tidak ia kenal berada didekatnya.

X.        Aktivitas sehari-hari
Pola makan dan Minum
Pola Makan:
No
Pols makan
Kondisi sebelum sakit
Kondisi selama sakit
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Selera makan  
Menu makanan
Frekuensi makan
Makanan pantangan Pembatasan pola makan Cara makan
Nafsu makan baik
ASI+ bubur beras merah
3x sehari
tidak ada
tidak ada
disuapin
Nafsu makan menurun
sesuai diet
2x sehari
makanan berminyak
tidak ada
disuapin
Pola minum:
Pola minum
Sebelum sakit
Selama sakit
Minuman
Frekuensi
Jumlah masukan
minum ASI + air putih,
 5-6 kali sehari,
± 1000-1500 ml/hari.
minum ASI + air putih, 3-5 kali sehari,
 ± 800-1000 ml/hari.
Pola Eliminasi
BAK
Pola BAK
Sebelum sakit
Selama sakit
Frekuensi BAK
Jumlah keluaran
Bau
Warna
4 – 5 kali sehari,
± 1200cc,
 khas,
jernih.
3 – 4 kali sehari,
± 800 cc,
khas,
jernih.

BAB
Pola BAB
Sebelum sakit
Selama sakit
Frekuensi BAB
Konsistensi
Bau
Warna
2 – 3 kali sehari,
lunak,
khas,
kuning.
1 kali sehari,
 keras,
 khas,
kuning.

Pola istirahat / tidur
Pola istirahat tidur
Sebelum sakit
Selama sakit
Banyaknya waktu tiudr
Gangguan waktu tidur
±10 jam per hari,
tidak  ada.
± 6 jam perhari,
tida bisa tidur karena sesak nafas.

Pola personal higiene
Pola personal higyene
Sebelum sakit
Selama sakit
Mandi

Keramas
3 kali sehari ( di mandikan ibu ),
3 kali 1 minggu
2 kali sehari ( di mandikan ibu pakai waslap ),
2 kali 1 minggu.

Pola aktivitas
Sebelum sakit       
Selama sakit        
bisa bermain
hanya bisa menangis

XI.       Pemeriksaan fisik
Keadaan umum     : Lemah
1.      Tanda-tanda Vital
Nadi                :98 x/Mnt
Suhu                :36,5 ºC
Pernapasan      :56x/Mnt
2.      Antropometri
a)      Panjang badan    : 75 cm
b)      Berat badan       : 8 kg
c)      LILA                  : 10 cm
d)     Lingkar kepala    : 30 cm
e)     Lingkar dada       : 35 cm
f)      Lingkar perut      : 40 cm
3.      Sistem pernapasan
a)             Hidung               : Simetris kiri & kanan, Ada secret dan ingus, pernapasan cuping hidung, tidak ada polip,tidak ada epistaksis, pernapasan dangkal dan cepat (takipneu).
b)             Leher                  : tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada tumor.
c)             Dada                  : bentuk dada simetris kiri dan kanan, perbandingan ukuran antara posterior dan anterior 1: 2, pergerakan dada tidak simetris.
d)            Suara napas        : Terdengar bunyi ronchii pada lapang paru.
e)             clubbing finger   : tidak ada.
4.      Sistem cardiovaskuler
a)             Kongjungtiva tidak anemia,bibir cyianosis,arteri karotis kuat,tekanan vena jugularis tidak meninggi
b)             Suara jantung    : S1’ Lup’ ,S2’ Dup’
c)             Tidak ada bising aorta & Mur-mur.
d)            Ukuran jantung normal,Capillary Refilling time 3 detik.
5.      Sistem pencernaan
a.       Gaster tidak kembung, tidak ada nyeri.
b.      Abdomen           : Hati tidak teraba, Lien & ginjal tidak teraba.
c.       Peristaltik          : 30 x/Mnt
6.      Sistem indra
a.       Mata
1)      Kelopak mata   : Tidak edema
2)       Bulu mata        : Menyebar
3)      Alis                  : Menyebar
4)      Mata                 : Reaksi terhadap rangsangan cahaya ada



b.      Hidung
1)      Stuktur hidung simetris kiri & kanan , penciuman baik, tidak ada trauma di hidung, mimisan tidak ada
2)      Ada secret dan ingus yang menghalangi penciuman
c.       Telinga
1)       Keadaan daun telinga simetris kiri & kanan ,kanal Auditorius kurang bersih, serumen tidak ada.
2)      Fungsi pendengaran normal ( jika klien di panggil maka ia akan menoleh ke arah suara tersebut.
a.      Kesadaran GCS :456
f.       Tangan
tidak bengkak,tanga kanan terpasang infuse
7.      Sistem Integument
a)      Rambut   : hitam,tidak mudah dicabut
b)      kulit        : kulit pucat,temperatur hangat,teraba lembab,bulu kulit menyebar, tidak ada tahi lalat.
c)      Kuku      : warna merah muda,permukan datar,tidak mudah patah,kuku pendek dan agak bersih.
8.  Sistem Reproduksi : Tidak dikaji

XII.  Pemeriksaan penunjang
1)      Pemeriksaan darah lengkap (trombosit dan LED): Trombosit = 450  103/µL
2)      LED = 7 mm/jm
3)      kultur sputum : terdapat virus sinnsial pernafasan

XIII. Penatalaksanaan
a.       Terapi oksigen
b.      D5 ½ S 500 cc/24 jam
c.       Kloramfenikol 250 mg 3X sehari






B.     Analisa Data
Nama Pasien   : An.R
Umur               : 7 bulan
No.Registrasi  : 7544
No
Data penunjang
Kemungkinan penyebab
1









DO:
- Klien nampak sesak
- pernapasan cuping hidung, pernapasan dangkal
- Klien nampak pucat dan cianosis

DS:
- Ibu klien mengatakan anaknya sesak
Peningkatan O2 dan Co2 yang berdifusi

Kecepatan difusi gas menurun

Difusi O2 dan Co2 terganggu

Pembentukan sel eksudat


C.    Diagnosa Keperawatan
Nama Pasien   : An.R
Umur               : 7 bulan
No.Regristasi  : 7544
No
Tgl muncul
Diagnose keperawatan
Tgl teratasi

28-8- 2014
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen












D.    INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien   : An.R
Umur               : 7 bulan
No.Regristasi  : 7544

No Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1
Setelah diberikan asuhan keperawatan 2x24 jam diharapkan  bersihan jalan napas efektif dengan kriteria hasil :
-       -  dapat Batuk efektif
- tidak ada pernafasan cuping hidung
- Sianosis
- Pasien tidak sesak




1.      Melakukan BHSP
2.      Menjelaskan tentang penyebab penyakit pada pasien
3.      Mengkaji jumlah/kedalaman dan pernafasan dan pergerakan dada
4.      Membantu px dalam melakukan latihan nafas dalam
5.      Melakukan suction atas indikasi
6.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan dan terapi
1.      R/menjalin hubungan saling percaya dan kerjasama antara perawat ,pasien dan keluarga pasien
2.      R/agar pasien mengetahui tentang penyakit yang diderita
3.      R/melakukan evaluasi awal untuk melihat kemajuan dari hasil intervensi yang telah dilakukan
4.      R/nafas dalam akan menfasilitasi pengembangan maksimum paru-paru/saluran udara kecil
5.      R/menstimulasi batuk/pemberian saluran nafas secara mekanis
6.      R/untuk mempercepat proses penyembuhan px






E.        IMPLEMENTASI

No Dx
Tgl
Jam
Implementasi
Respon klien
TTd
1
28 – 8 – 2012

07.30 WIB

07.45 WIB
08.00 WIB


11.00 WIB
11.30 WIB
12.00 WIB
Melakukan BHSP dengan cara memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Menjelaskan tentang penyebab penyakit pada pasien
Mengobservasi TTV
N   : 98 x/menit
S    : 36,5
RR: 56 x/ menit
Menganjurkan px untuk melakukan latihan nafas dalam dengan cara batuk efektif
Melakukan suction

Melakukan Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan dan terapi
·      Terapi oksigen
·      Cairan glukosa 10%
·      Kloramfenikol 250 mg 3X sehari















F.     EVALUASI
Nama Pasien   : An.R
No.Regristasi  : 7544
No
Tanggal
Evaluasi
1.


28 – 8 – 2014


S : orang tua mengatakan bahwa anaknya masih Sesak
O : pasien masih sesak
N   : 98 x/menit
S    : 36,5
RR: 56x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 3,4,5,6
2
29 – 8 – 2014

S :orang tua mengatakan bahwa anaknya sesak susah berkurang
O : Klien tampak rileks
N   : 100 x/menit
S    : 36,3
RR: 45 x/ menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 3,4,5,6


SHARE

Author: verified_user

0 comments: