LAPORAN
PENDAHULUAN DAN ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
“PNEUMONIA”
DISUSUN
OLEH :
1. FERIAYU VITARIA
2. WIWIN
ANDAYANI
KAMPUS TERPADU SAKINAH 2014
Kepulungan – Gempol
LAPORAN
PENDAHULUAN
PADA
PASIEN PNEUMONIA
1.
DEFINISI
Pneumonia adalah
penyakit inflamasi pada paru yang dicirikandengan adanya konsolidasi akibat
eksudat yang masuk dalam area alveoli.(Axton & Fugate, 1993).
Pneumonia adalah
suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian
rongga alveoli oleh eksudat.Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah
yang mengalami konsolidasi dan darah dialirkan kesekitar alveoli yang tidak
berfungsi. Hipoksemia dapat terjadi tergantung banyaknya jaringan paru-paru
yang sakit ( Doenges & Moorhouse,
2000 : 67 )
Pneumonia adalah
proses inflamasi pada parenkim paru. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya
invasi agen infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran
trakeobrokialis sehingga flora endogen yang normal berubah menjadi patogen
ketika memasuki saluran jalan nafas (Engram ,1998).
Pneumonia adalah
penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri; merupakan
penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang paling sering menyebabkan
kematian pada bayi dan anak balita (Said 2007).
2. Etiologi,
Tanda, dan Gejala
Jenis pneumonia
|
Etiologi
|
Faktor resiko
|
Tanda dan
gejala
|
Sindroma tipikal
|
·
Sreptococcus pneumonia tanpa
penyulit
·
Sterptococcus pneumonia dengan
penyulit
|
·
Sicklo cell diseases
· Hipogammaglobulinemia
· Multipel
mieloma
|
·
Onset mendadak dingin, mengigil,
demam (39-40°C)
·
Nyeri dada pleuritis
·
Batuk produktif, sputum hijau dan
puluren serta mungkin mengandung bercak darah. Terkadang hidung kemerahan.
·
Reaksi interkostal, penggunaan
otot aksesorius, dan bisa timbul sianosis.
|
Sindroma atipik
|
·
Haemophilus influenzae
·
Staphilococcus aureus
|
·
Usia tua
·
COPD
·
Flu
|
·
Onset bertahap dalam 3-5 hari
·
Malaise, nyeri kepala,nyeri
tenggorokan, dan batuk kering.
·
Nyeri dada karena batuk
|
·
Mycoplasma pneumonia
·
Virus patogen
|
·
Anak-anak
·
Dewasa muda
|
||
Aspirasi
|
·
Aaspirasi basil gram negatif,
klebsiela, pseudomonas, enterobacter, escherchia proteus, basil gram positif Starfilococcus
·
Aspirasi asam lambung
|
·
Alkoholismedebilitas
·
Perawatan (misal infeksi
nosokimial).
·
Gangguan kesadaran
|
·
Pada kuman anaerob campuran,
mulanya onset perlahan
·
Demam rendah, batuk
·
Produksi sputum/bau busuk
·
Foto dada terlihat jaringan
interstitial tergantung bagian yang parunya yang terkena.
·
Infeksi gram negatif atau positif
·
Gambaran klinik mungkin sama
dengan pneumonia klasik.
·
Disters respirasi mendadak,
dispnea berat, sianosis, batuk, hipoksemia,dan di ikuti tanda infeksi
sekunder
|
Hematogen
|
·
Terjadi bila kuman patogen
menyebar ke paru-paru melalui aliran darah, seperti pada kuman stafilococcus,
E. Coli, anaerob enteritik
|
·
Kateter IV yang terinfeksi
·
Endokarditis
·
Drug abuse
·
Abses intraabdomen
·
Pielonefritis
·
Empiema kandung kemih
|
·
Gejala pulmonaltimbul minimal di
banding gejala septikemi
·
Batuk nonproduktif dan nyeri
pleuritik sama seperti yang terjadipada emboli paru
|
3.
PATOFISIOLOGI
Ada
sumber infeksi di saluran pernafasan
|
||||||||
Obstruksi
mekanik saluran pernafasan karena Aspirasi bekuan darah,pus, bagian gigi yang
Menyumbat Makanan dan tumor bronkus
|
![]() ![]() ![]() |
daya
tahan saluran pernafasa yang terganggu
|
||||||
![]() |
||||||||
![]() ![]() |
Peradangan
pada bronkus menyebar keparenkim paru
|
|||||||
![]() |
||||||||
Terjadi
konsolidasi dan pengisianrongga alveoli oleh eksudat
|
![]() |
|||||||
·
Edema
trakial/faringeal
·
![]() |
![]() |
Reaksi sistemis, bakterimia/viremia, anoreksia,
demam,mual,penurunan BB, dan kelemahan
|
||||||
·
Batuk
produktif
·
Sesak
nafas
·
Penurunan
kemampuan batuk efektif
·
Ketidak
efektifan jalan nafas
|
Sesak
nafas, penggunaan otot bantu nafas, pola nafas tidak efektif
· Gangguan pertukaran gas
|
·
Peningkatan
laju metabolism umum,
·
Intake
nutrisi tdk adekuat
·
Tubuh
makin kurus
·
Ketergantungan
aktifitas sehari-hari
·
Kurangnya
pemenuhan istirahat dan tidur
·
Kecemasan
·
Pemenuhan
informasi
|
||||||
![]() |
||||||||
·
Peruhaban
pemenuhan gizi kurang dr kebutuhan
·
Gangguan
aktivitas
·
Gangguan
istirahat dan tidur
·
Kecemasan
·
Ketidaktahuan
pemenuhan informasi
hipertermi
|
4. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian antibiotic
Kepada
penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bias diberikan antibiotik
per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.seperti: penicillin,
cephalosporin.
2. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan
penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotic diberikan
melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan
alat bantu nafas mekanik.
3. Pemberian antipiretik, analgetik, bronchodilator
4. Pemberian O2
5. Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
5. PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
Penatalaksanaan untuk
pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan
sputum mencakup :
1.
Oksigen 1-2 L/menit.
2.
IVFD dekstrose 10 % :NaCl 0,9%
= 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan.
3.
Jumlah cairan sesuai berat
badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
4.
Jika sesak tidak terlalu
berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan
feeding drip.
5.
Jika sekresi lender berlebihan
dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki
transport mukosilier.
6.
Koreksi gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit
7.
Antibiotik sesuai hasil biakan
atau berikan :
Untuk kasus pneumonia community base :
1.
Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam
4 kali pemberian.
2.
Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari
dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital base :
1.
Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari
dalam 2 kali pemberian.
2.
Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari
dalam 2 kali pemberian.
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Keperawatan
1.
Biodata
Pneumonia lobularis sering terjadi
secara primer pada orang dewasa, Ketika seorang dewasa mempunyai penyakit
bronkopneumonia, kemungkanan besar ada penyakit yang mendahuluinya.
Pneumonia pada orang dewasa paling
sering disebabkan oleh bakteri ( yang tersering yaitu bakteri streptococcus
pneumoniae pneumococcus), Pneumonia sering kali menjadi infeksi terakhir(
sekunder) pada orang tua dan orang yang lemah akibat penyakit tertentu.
2.
Riwayat
kesehatan
Ø Keluhan
utama dan riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama yang sering timbul pada klien pneumonia
adalah adanya awitan yang ditandai dengan keluhan mengigil, demam ≥ 40°C, nyeri
pleuritik, batuk, sputum berwarna seperti karat, takipnea terutama setelah
adanya konsilidasi paru.
Ø Riwayat
kesehatan masa lalu
Pneumonia sering kali timbul setelah infeksi saluran
nafas atas ( infeksi pada hidung dan tenggorokan). Resiko tinggi timbul pada
klien dengan riwayat alkoholik, post – operasi, infeksi pernafasan, dan klien
dengan imonosupresi ( kelemahan dalam sistem imun). Hampir 60% dari klien
kritis di ICU dapat menderita pneumonia dan 50% (separuhnya) akan meninggal.
3.
Pemeriksaan
fisik
Presentasi bervariasi bergantung pada etiologi, usia
dan keadaan klinis ( Sudoyo,2006).
o Awitan akut biasanya oleh kuman patogen
seperti S. Pneumoniae, sterptococcus spp,dan Staphylococcus.
o Awitan yang tidak terlihat dan ringan
pada orang tua atau orang dengan penurunan imunitas akibat kuman yang kurang
patogen atau opertunistik.
o Tanda-tanda fisik pada pneumonia klasik
yang biasa di jumpai adalah deman, sesak napas, tanda-tanda konsilidasi paru (
ronki nyaring serta suara pernapasan brokial.
o Ronki basah dan gesekan pleura dapat terdengar
di atas jaringan yang terserang karena eksudat dan fibrin dalam alveolus.
4.
Pemeriksaan
diagnostik
a.
Foto rontgen dada (chest x-ray):
teridentifikasi penyebaran, misalnya lobus, bronkial; dapat juga menunjukan
multipel abses atau infiltrat,empiema ( staphylococcus ); penyebaran
atau lokasi infiltrasi ( bakterial ) ; atau penyebaran ekstensif nodul
infiltrat ( sering kali viral ) ; pada pneumonia mycoplasma, gambaran chest
x- ray mungkin bersih.
b.
ABGs / pulse oximetry:
abnormalitas mungkin timbul bergantung pada luasnya perusakan paru .
c.
Kultur sputum dan darah atau gram
stain: di dapatkan dengan needle boipsy, transtracheal aspiration, fiberopticf
bronchoscopy atau biopsi paru terbuka untuk mengeluarkan organisme
penyebab. Akan di dapatkan lebih dari satu jenis kuman, seperti diplococcus
pneumoniae, staphylococcus aureus, A hemolitik steapthococcus dan
haemophilus influenzae.
d.
Hitung darah lengkap/ complete
blood count ( CBC ): leukositosis biasanya timbul, meskipun nialai SDP
rendah pada infeksi virus.
e.
Tes serologik: membantu membedakan
diagnosis pada organisme secara spesifik.
f.
Laju endap darah ( LED ): meningkat.
g.
Pemeriksaan fungsi paru: volume
mungkin menurun ( kongesti dan kolaps alveolar ), tekanan saluran udara
meningkat, compliance menurun, dan akhirnya dapat terjadi hipoksemia.
h.
Elektrolit: sodium dan klorida
mungkin rendah.
i.
Bilirubin
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Sinar X:
mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat juga
menyatakan abses)
2.
Pemeriksaan
gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semua organisme
yang ada
3.
Pemeriksaan
serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus
4.
Pemeriksaan
fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas berat penyakit dan
membantu diagnosis keadaan.
5.
Biopsi paru:
untuk menetapkan diagnosis
6.
Spirometrik
static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
7.
Bronkostopi:
untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
6.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan diberikan berdasarkan
etiologi dan uji resistensi tapi karena hal
itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya:
itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya:
1.
Penicillin G:
untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
2.
Amantadine, rimantadine:
untuk infeksi pneumonia virus
3.
Eritromisin,
tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.
4.
Menganjurkan
untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda
5.
Pemberian oksigen
jika terjadi hipoksemia.
6. Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Bersihan jalan
nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial, pembentukan
edema, peningkatan produksi sputum.
2.
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah.
darah.
3.
Kerusakan pertukaran
gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen
3.
INTERVENSI
1. Melakukan
BHSP
R/menjalin
hubungan saling percaya dan kerjasama antara perawat ,pasien dan keluarga
pasien
2. Menjelaskan
tentang penyebab penyakit pada pasien
R/agar pasien
mengetahui tentang penyakit yang diderita
3. Mengkaji
jumlah/kedalaman dan pernafasan dan pergerakan dada
R/melakukan evaluasi
awal untuk melihat kemajuan dari hasil intervensi yang telah dilakukan
4. Membantu
px dalam melakukan latihan nafas dalam
R/nafas dalam akan
menfasilitasi pengembangan maksimum paru-paru/saluran udara kecil
5. Melakukan
suction atas indikasi
R/menstimulasi
batuk/pemberian saluran nafas secara mekanis
6. Kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan dan terapi
R/untuk mempercepat
proses penyembuhan px
DAFTAR PUSTAKA
1.
Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta
2.
Bare Brenda G, Smeltzer
Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.
3.
Price Anderson Sylvia,
Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC,Jakarta.
4.
Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3.
Volume II, 2001, FKU
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN PNEUMONIA
A. Pengkajian
I. Biodata
1) Identitas klien
Nama : “An.R”
Umur : 7 bulan
Jenis
kelamin : Laki – laki
Alamat : Jl R.A. Kartini
Tanggal MRS : 28 agustus 2014
Jam MRS : 09.00 WIB
Tgl
pengkajian : 28 agustus 2014
Jam
pengkajian : 10.00 WIB
Diagnosa
medis : Pneumonia
No. Registrasi : 7544
2)
Identitas orang tua
Ayah
Nama : “Tn.N”
Umur : 28 Thn
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Supir mobil
Agama : Islam
Alamat : Jl R.A. Kartini
Ibu
Nama : “Ny.M”
Umur : 24 Thn
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Jl R.A. Kartini
II. Keluhan utama/ alasan kunjungan
Orang tua
mengatakan anaknya sesak nafas ± 3 hari yang lalu, batuk berlendir, dan beringus
III. Riwayat kesehatan
1)
Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien
mengatakan anaknya mengalami sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, batuk
berlendir, beringus
2)
Riwayat kesehatan masa lalu
a.
Prenatal care
1.
Pemeriksaan kehamilan: 5kali
2.
Keluhan selama hamil: tidak ada
keluhan
3.
Riwayat terkena sinar dan terapi
obat: tidak ada
4.
kenaikan berat badan selama hamil:
lupa
5.
Imunisasi TT: 2kali
6.
Golongan darah ayah: tidak tahu
7.
Golongan darah ibu: B
b.
Natal
1.
Tempat melahirkan:di rumah
2.
Lama dan jenis persalinan:spontan
3.
Penolong persalinan:bidan
4.
Cara memudahkan persalinan:tidak ada
5.
Obat perangsang:tidak ada
6.
Komplikasi waktu lahir:tidak ada
c.
Post natal
1.
Kondisi bayi – BBL: 2,8 kg
PBL: 50 cm
2.
Bayi kemerahan setelah lahir,tidak
ada cianosis
“untuk semua usia”
d.
Penyakit yang pernah dialami:demam
e.
Kecelakaan yamg pernah dialami:tidak ada
f.
Tidak pernah dioperasi dan dirawat dirumah sakit sebelumnya
g.
Alergi makanan obat-obatan tidak ada
h.
Komsumsi obat-obatan bebas jika sakit:tidak pernah
i.
Perkembangan anak disebandingkan dengan anak yang lainnya sama
3)
Riwayat kesehatan keluarga
Orangtua mengatakan anggota keluarga ada yang
batuk-batuk yang disertai darah, yaitu nenek yang tinggal serumah dengan klien.
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti diabetes
melitus.
IV. Riwayat Imunisasi
No.
|
Jenis Imunisasi
|
Waktu Pemberian
|
Reaksi Setelah Pemberian
|
1
2
3
4
5
|
BCG
DPT(I,II.III)
POLIO(I.II.III.IV)
CAMPAK
HEPATITIS(I,II,III)
|
1bulan
2bln,3bln.4bln
2bln.3bln.4bln,6bln
9bulan (belum dilakukan)
2bln,3bln,4bln
|
Demam
Tidak ada
Tidak ada
Tiak ada
-
|
V. Riwayat tumbuh kembang
1.
Pertumbuhan fisik
a.
Berat badan baru lahir :2,8 kg
b.
Panjang badan: 50 cm
2.
Perkembangan tiap tahap
Usia anak
saat
a.
Berguling :4bulan
b.
duduk :6 bulan
c.
merangkak :7bulan
d.
senyum kepada orang lain pertama
kali:2bulan
e.
bicara pertama kali:1bulan
f.
berpakaian tanpa bantuan orang
lain:belum bisa
VI. Riwayat nutrisi
1.
Pemberian asi
a.
Pertama kali disusui:1minggu setelah
bayi lahir
b.
cara pemberian:setiap kali bayi
menangis
2.
Pola perubahan nutrisi tiap tahapan sampai nutrisi saat ini
usia 0 – 6 bulan: ASI
usia 7 bulan : ASI + bubur beras merah
VII. Riwayat psikososial
1.
Anak tunggal
2.
lingkungan berada di kota
3.
rumah dekat dengan masjid
4.
tidak ada tempat bermain
5.
tidak punya kamar sendiri
6.
ada tangga yang berbahaya
7.
anak tidak punya ruang bermain
8.
hubungan antara anggota keluarga harmonis
9.
pengasuh anak adalah ibunya sendiri
VIII. Riwayat spiritual
Support sistem dalam keluarga: Orang tua klien selalu
berdoa agar klien cepat sembuh dan diberikan umur yang panjang oleh Allah SWT.
IX. Reaksi hospitalisasi
1.
Pemahaman tengtang keluarga dan rawat inap
a)
Mengapa ibu membawa anaknya kerumah sakit: karena panik melihat anaknya
b)
Apakah dokter menceritakan keadaan anaknya: iya
c)
Perasaan orang tua pada saat ini: takut,cemas dan kwatir
2.
Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Klien belum
mampu mengatakan mengapa ia berada di rumah sakit, klien hanya mampu menangis
bila ada orang lain yang tidak ia kenal berada didekatnya.
X. Aktivitas sehari-hari
Pola makan
dan Minum
Pola Makan:
No
|
Pols makan
|
Kondisi sebelum sakit
|
Kondisi selama sakit
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Selera makan
Menu makanan
Frekuensi makan
Makanan pantangan Pembatasan pola makan Cara
makan
|
Nafsu makan baik
ASI+ bubur beras merah
3x sehari
tidak ada
tidak ada
disuapin
|
Nafsu makan menurun
sesuai diet
2x sehari
makanan berminyak
tidak ada
disuapin
|
Pola minum:
Pola minum
|
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
Minuman
Frekuensi
Jumlah masukan
|
minum ASI + air putih,
5-6 kali sehari,
± 1000-1500 ml/hari.
|
minum ASI + air putih, 3-5 kali sehari,
± 800-1000 ml/hari.
|
Pola
Eliminasi
BAK
Pola BAK
|
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
Frekuensi BAK
Jumlah keluaran
Bau
Warna
|
4 – 5 kali sehari,
± 1200cc,
khas,
jernih.
|
3 – 4 kali sehari,
± 800 cc,
khas,
jernih.
|
BAB
Pola BAB
|
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
Frekuensi BAB
Konsistensi
Bau
Warna
|
2 – 3 kali sehari,
lunak,
khas,
kuning.
|
1 kali sehari,
keras,
khas,
kuning.
|
Pola
istirahat / tidur
Pola istirahat tidur
|
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
Banyaknya waktu tiudr
Gangguan waktu tidur
|
±10 jam per hari,
tidak ada.
|
± 6 jam perhari,
tida bisa tidur karena sesak nafas.
|
Pola
personal higiene
Pola personal higyene
|
Sebelum sakit
|
Selama sakit
|
Mandi
Keramas
|
3 kali sehari ( di mandikan ibu ),
3 kali 1 minggu
|
2 kali sehari ( di mandikan ibu pakai waslap ),
2 kali 1 minggu.
|
Pola
aktivitas
Sebelum sakit
|
Selama
sakit
|
bisa bermain
|
hanya bisa menangis
|
XI. Pemeriksaan fisik
Keadaan
umum : Lemah
1.
Tanda-tanda Vital
Nadi :98 x/Mnt
Suhu :36,5 ºC
Pernapasan :56x/Mnt
2.
Antropometri
a)
Panjang badan : 75 cm
b)
Berat badan : 8 kg
c)
LILA : 10 cm
d)
Lingkar kepala : 30 cm
e) Lingkar
dada : 35 cm
f)
Lingkar perut : 40 cm
3.
Sistem pernapasan
a)
Hidung
: Simetris kiri & kanan, Ada secret dan ingus, pernapasan cuping hidung,
tidak ada polip,tidak ada epistaksis, pernapasan dangkal dan cepat (takipneu).
b)
Leher
: tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada tumor.
c)
Dada
: bentuk dada simetris kiri dan kanan, perbandingan ukuran antara posterior dan
anterior 1: 2, pergerakan dada tidak simetris.
d)
Suara
napas : Terdengar bunyi ronchii pada
lapang paru.
e)
clubbing finger : tidak
ada.
4.
Sistem cardiovaskuler
a)
Kongjungtiva tidak anemia,bibir
cyianosis,arteri karotis kuat,tekanan vena jugularis tidak meninggi
b)
Suara jantung :
S1’ Lup’ ,S2’ Dup’
c)
Tidak ada bising aorta &
Mur-mur.
d)
Ukuran jantung normal,Capillary
Refilling time 3 detik.
5.
Sistem pencernaan
a.
Gaster tidak kembung, tidak ada nyeri.
b.
Abdomen : Hati tidak
teraba, Lien & ginjal tidak teraba.
c.
Peristaltik : 30 x/Mnt
6.
Sistem indra
a.
Mata
1)
Kelopak mata : Tidak edema
2)
Bulu mata : Menyebar
3)
Alis
: Menyebar
4)
Mata
: Reaksi terhadap rangsangan cahaya ada
b.
Hidung
1)
Stuktur hidung simetris kiri & kanan , penciuman baik, tidak ada trauma di
hidung, mimisan tidak ada
2)
Ada secret dan ingus yang menghalangi penciuman
c.
Telinga
1)
Keadaan daun telinga simetris kiri & kanan ,kanal Auditorius kurang
bersih, serumen tidak ada.
2)
Fungsi pendengaran normal ( jika klien di panggil maka ia akan menoleh ke arah
suara tersebut.
a.
Kesadaran GCS :456
f.
Tangan
tidak
bengkak,tanga kanan terpasang infuse
7.
Sistem Integument
a)
Rambut : hitam,tidak mudah dicabut
b)
kulit : kulit pucat,temperatur
hangat,teraba lembab,bulu kulit menyebar, tidak ada tahi lalat.
c)
Kuku : warna merah muda,permukan datar,tidak
mudah patah,kuku pendek dan agak bersih.
8. Sistem Reproduksi : Tidak dikaji
XII.
Pemeriksaan penunjang
1)
Pemeriksaan darah lengkap (trombosit dan LED): Trombosit = 450
103/µL
2)
LED = 7 mm/jm
3)
kultur sputum : terdapat virus sinnsial pernafasan
XIII.
Penatalaksanaan
a.
Terapi oksigen
b. D5 ½ S 500 cc/24 jam
c.
Kloramfenikol 250 mg 3X sehari
B. Analisa Data
Nama
Pasien : An.R
Umur
: 7 bulan
No.Registrasi
: 7544
No
|
Data penunjang
|
Kemungkinan penyebab
|
1
|
DO:
- Klien nampak sesak
- pernapasan cuping hidung, pernapasan dangkal
- Klien nampak pucat dan cianosis
DS:
- Ibu klien mengatakan anaknya sesak
|
Peningkatan O2 dan Co2 yang berdifusi
Kecepatan difusi gas menurun
Difusi O2 dan Co2 terganggu
Pembentukan sel eksudat
|
C. Diagnosa Keperawatan
Nama
Pasien : An.R
Umur
: 7 bulan
No.Regristasi
: 7544
No
|
Tgl muncul
|
Diagnose keperawatan
|
Tgl teratasi
|
28-8- 2014
|
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
pengiriman oksigen
|
D. INTERVENSI
KEPERAWATAN
Nama
Pasien : An.R
Umur
: 7 bulan
No.Regristasi
: 7544
No Dx
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Setelah diberikan asuhan keperawatan 2x24 jam
diharapkan bersihan jalan napas efektif dengan kriteria hasil :
- - dapat Batuk
efektif
- tidak ada pernafasan cuping hidung - Sianosis
- Pasien tidak sesak
|
1.
Melakukan BHSP
2.
Menjelaskan tentang
penyebab penyakit pada pasien
3.
Mengkaji
jumlah/kedalaman dan pernafasan dan pergerakan dada
4.
Membantu px dalam
melakukan latihan nafas dalam
5.
Melakukan suction
atas indikasi
6.
Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian obat-obatan dan terapi
|
1.
R/menjalin hubungan
saling percaya dan kerjasama antara perawat ,pasien dan keluarga pasien
2.
R/agar pasien
mengetahui tentang penyakit yang diderita
3.
R/melakukan evaluasi
awal untuk melihat kemajuan dari hasil intervensi yang telah dilakukan
4.
R/nafas dalam akan
menfasilitasi pengembangan maksimum paru-paru/saluran udara kecil
5.
R/menstimulasi
batuk/pemberian saluran nafas secara mekanis
6.
R/untuk mempercepat
proses penyembuhan px
|
E. IMPLEMENTASI
No Dx
|
Tgl
|
Jam
|
Implementasi
|
Respon klien
|
TTd
|
1
|
28 – 8 – 2012
|
07.30 WIB
07.45 WIB
08.00 WIB
11.00 WIB
11.30 WIB
12.00 WIB
|
Melakukan BHSP dengan cara memperkenalkan diri dan
menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Menjelaskan tentang penyebab penyakit pada pasien
Mengobservasi TTV
N : 98
x/menit
S : 36,5
RR: 56 x/ menit
Menganjurkan px untuk melakukan latihan nafas
dalam dengan cara batuk efektif
Melakukan suction
Melakukan Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat-obatan dan terapi
·
Terapi oksigen
·
Cairan glukosa 10%
·
Kloramfenikol 250 mg 3X sehari
|
F. EVALUASI
Nama
Pasien : An.R
No.Regristasi
: 7544
No
|
Tanggal
|
Evaluasi
|
1.
|
28 – 8 – 2014
|
S : orang tua mengatakan bahwa anaknya masih Sesak
O : pasien masih sesak
N : 98
x/menit
S : 36,5
RR: 56x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 3,4,5,6
|
2
|
29 – 8 – 2014
|
S :orang tua mengatakan bahwa anaknya sesak susah
berkurang
O : Klien tampak rileks
N : 100
x/menit
S : 36,3
RR: 45 x/ menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 3,4,5,6
|
0 comments: